JAKARTA, solotrust.com – Stasiun luar angkasa pertama milik Cina, Tiangong-1 akan mengalami re-entry (masuk kembali ke atmosfer bumi). Laboratorium antariksa ini diperkirakan akan jatuh dalam waktu dekat.
Melansir laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), lapan.go.id, Senin (12/03/2018), pada 4 Mei 2017 Cina menyampaikan kepada Komite PBB untuk penggunaan aktivitas antariksa secara damai (United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space – UNCOPUOS), mengenai laboratorium antariksa mereka bernama Tiangong-1 yang akan mengalami re-entry (masuk kembali ke atmosfer bumi).
Tiangong-1 dilaporkan otoritas antariksa Cina telah mengalami kerusakan dan tidak dapat dikontrol lagi sejak 16 Maret 2016. Tiangong-1 yang juga merupakan stasiun luar angkasa pertama milik Cina, dalam masa operasionalnya telah memberikan kontribusi penelitian antariksa bagi Negeri Tirai Bambu sejak kali pertama diluncurkan pada 30 September 2011 dari Jiuquan Satellite Launch Center, Cina.
Tiangong-1 memiliki inklinasi orbit 43 derajat, sehingga seluruh daerah di bumi mulai dari 43 derajat LU hingga 43 derajat LS memiliki peluang untuk kejatuhan satelit ini. Satelit dikatakan mengalami re-entry jika telah melewati ketinggian di bawah 120 km. Dari ukuran dan massa Tiangong-1, diperkirakan akan ada bagian dari satelit yang akan tersisa hingga ke permukaan bumi saat terbakar memasuki lapisan atmosfer.
Bagian kemungkinan besar tersisa adalah tangki bahan bakar, sehingga sangat berbahaya jika disentuh langsung. Tangki bahan bakar itu kemungkinan masih mengandung hidrazine, merupakan bahan beracun dan bersifat korosif.
Tiangong-1 dalam masa operasionalnya telah mengalami setidaknya 14 kali penyesuaian ketinggian dengan menaikkan kembali ketinggian menggunakan mesin roketnya. Penyesuaian ketinggian terakhir dilakukan pada 16 Desember 2015.
Peristiwa akan jatuhnya Tiangong-1 ini sangat penting dilakukan monitoring mengingat ukurannya cukup besar. Selain itu faktor terpenting lainnya, satelit ini sudah tidak dapat dikontrol lagi dan letak Indonesia memanjang di ekuator akan memberikan peluang sangat besar untuk kejatuhan satelit.
Berdasarkan data elemen orbit per 9 Maret 2018, diperkirakan Tiangong-1 akan mengalami re-entry sekira 10 April 2018 ± 1 bulan. Prediksi ini masih dapat berubah berdasarkan aktivitas matahari dan geomagnet yang memengaruhi kondisi kerapatan atmosfer dilalui satelit. Mengingat aktivitas matahari dan geomagnet sangat rendah, diperkirakan proses re-entry akan terjadi lebih lama daripada waktu diperkirakan sebelumnya.
Adapun guna mengetahui aktivitas matahari dan geomagnet dapat dilihat pada tautan Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS). Proses re-entry Tiangong-1 ini nantinya dapat diikuti dari situs resmi Pemantauan Realtime Benda Jatuh Antariksa Buatan milik LAPAN di alamat http://orbit.sains.lapan.go.id serta Twitter @OrbsatLAPAN.
(and)