Hard News

Pendataan Kendaraan “Peminum” Solar dan Pertalite Dimulai, MyPertamina Tak Bisa Akses Publik

Nasional

1 Juli 2022 16:27 WIB

ilustrasi. (Foto: Dok. Solotrust.com/fj)

SEMARANG, solotrust.com – Pemerintah mulai melakukan pendataan kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar jenis solar dan pertalite hari ini (1/7) melalui situs resmi (website) MyPertamina,id.

Pendataan ini dilakukan sebagai upaya penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tepat sasaran.



Sayangnya di hari pertama pendataan kendaraan, web Pertamina tersebut malah tidak bisa diakses publik.

Salah seorang petugas administrasi SPBU di Jalan A Yani, Ujang membenarkan jika website MyPertamina tidak bisa diakses saat mencontohkan cara pendaftaran bagi pemilik mobil.

Namun, ia mengatakan tidak perlu khawatir karena pendataan kendaraan roda empat masih dibuka hingga 15 Juli mendatang. Dirinya mengimbau mencoba di lain waktu.

Di masa pendaftaran tersebut, pemilik kendaraan masih bisa melakukan pembayaran tanpa menggunakan QRcode.

"Tidak bisa di buka mas, kemungkinan hari ini banyak yang buka dan mendaftarkan diri dan mobilnya," ujarnya kepada Solotrust.com, Jumat (1/7).

Menurut informasi sementara, pendaftaran berlaku mulai 1 - 15 Juli mendatang. Selanjutnya pada 16 - 30 Juli, pemberlakuan penggunaan QRcode sudah di uji coba.

Lebih lanjut, sebagian kota di Indonesia hari ini sudah melakukan uji coba perdana dengan sistem tersebut. Ujang mengatakan uji perdana di Jawa Tengah ada di kota jogjakarta.

"Untuk pendaftaran memang mulai hari ini, tapi Jogja sudah mulai uji coba perdana menggunakan sistem barcode," katanya.

Salah Persepsi

Di sisi lain, persepsi yang beredar di masyarakat, penggunaan sistem barcode adalah upaya pembatasan penggunaan BBM jenis pertalite dan solar.

Namun dirinya menegaskan perihal tersebut tidak benar. Pertalite dan solar adalah BBM bersubsidi, untuk itulah supaya subsidi dari pemerintah itu tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Tidak ada pembatasan penggunaan pertalite maupun solar di SPBU, tapi yang terjadi selama ini, banyak mobil mewah yang seharusnya menggunakan Pertamax atau jenis BBM yang lebih tinggi, tetapi mobil itu menggunakan jenis pertalite," pungkasnya. (fj)

(zend)