Hard News

PBB Rilis Perkiraan Populasi Dunia Terbaru, India Gantikan Cina Sebagai Negara Terpadat

Global

14 Juli 2022 15:25 WIB

Ilustrasi. (Foto: Pixabay/efes)

Solotrust.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja merilis laporan terkait populasi dunia, bertepatan dengan Hari Populasi Dunia yang jatuh pada 11 Juli.

PBB memperkirakan populasi dunia akan mencapai 8 miliar pada 15 November mendatang. Saat ini populasi dunia mencapai 7,942 miliar.



India juga dikatakan akan menggantikan Cina sebagai negara terpadat di dunia tahun depan. India, dengan populasi saat ini 1,412 miliar, akan melampaui Cina, dengan populasi saat ini 1,426 miliar.

PBB juga mengatakan pertumbuhan populasi global turun di bawah 1 persen pada 2020 untuk pertama kalinya sejak 1950.

Menurut proyeksi terbaru PBB, populasi dunia dapat tumbuh menjadi sekitar 8,5 miliar pada 2030, 9,7 miliar pada 2050 dan puncaknya sekitar 10,4 miliar selama 2080-an.

Diperkirakan populasi dunia akan tetap pada level itu hingga tahun 2100.

Laporan itu mengatakan lebih dari setengah proyeksi peningkatan populasi hingga 2050 akan terkonsentrasi hanya di delapan negara yakni Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Tanzania.

PBB memproyeksikan bahwa pada tahun 2050 Amerika Serikat akan tetap menjadi negara terpadat ketiga di dunia, di belakang India dan Cina.

Nigeria diproyeksikan menjadi No 4, diikuti oleh Pakistan, Indonesia, Brasil, Kongo, Ethiopia dan Bangladesh.

Rusia dan Meksiko, yang masuk dalam 10 besar negara terpadat pada tahun 2022, diproyeksikan akan kehilangan posisi kesembilan dan ke-10 pada tahun 2050.

"Populasi 61 negara atau wilayah diproyeksikan berkurang 1 persen atau lebih antara 2022 dan 2050," kata laporan itu.

"Di negara-negara dengan setidaknya setengah juta populasi, pengurangan relatif terbesar dalam ukuran populasi selama periode itu, dengan kerugian 20 persen atau lebih, diperkirakan akan terjadi di Bulgaria, Latvia, Lithuania, Serbia, dan Ukraina," tambah laporan itu.

Dikatakan pula bahwa angka harapan hidup global meningkat hampir 9 tahun dari tahun 1990 menjadi 72,8 tahun untuk bayi yang lahir pada 2019, dan diproyeksikan mencapai 77,2 tahun pada 2050 karena tingkat kematian terus menurun.

Tetapi pada tahun 2021, harapan hidup di negara-negara termiskin di dunia tertinggal 7 tahun di belakang rata-rata global.

Adapun tentang gender, secara global, jumlah pria di dunia sedikit lebih banyak (50,3 persen) daripada wanita (49,7 persen) pada tahun 2022.

"Angka ini diproyeksikan untuk perlahan-lahan terbalik selama abad ini. Pada tahun 2050, diharapkan jumlah wanita akan sama dengan jumlah pria," kata laporan itu.

Dikatakan bahwa harapan hidup yang tinggi dan tingkat kesuburan serta tingkat kelahiran yang sangat rendah di negara-negara Eropa, Jepang, Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru mendorong kecenderungan menuju penuaan populasi yang cepat, dan pada akhirnya potensi penurunan populasi.

Akibatnya, selama beberapa dekade mendatang, migrasi internasional akan menjadi satu-satunya pendorong pertumbuhan penduduk di negara-negara berpenghasilan tinggi. (Lin)

(zend)