Solotrust.com - Meski saat ini aespa menjadi girlgroup yang memiliki basis penggemar global yang besar, namun perjalanan mereka untuk sampai di titik ini tidaklah mudah. Dalam wawancara terbaru grup itu dengan W Magazine dari Amerika Serikat, mereka membagikan perasaan saat pre-debut dulu, yangmana emosi mereka dalam kondisi tidak stabil karena ketidakpastian.
Ning Ning masuk SM Entertainment sebagai trainee (murid pelatihan) pada tahun 2016. Winter dan Karina bergabung dengannya di tahun berikutnya.
"Sistem pelatihan di K-pop relatif sangat kompetitif dan intens. Kalian semua berdekatan dan kalian semua berusaha untuk mencapai tujuan yang sama, tetapi tentu saja ada persaingan di antara para trainee juga," kata Karina.
"Saya ingat beberapa pre-grup merekam video dan dalam keadaan siap merilis musik, sebelum proyek mereka dibatalkan pada menit-terakhir-terakhir," lanjut Karina.
Dengan senyum pahit, leader aespa itu menambahkan, "Ketika kami bertiga berlatih untuk debut, ada banyak ketidakpastian seputar formasi grup, sehingga sangat tidak stabil secara emosional. Selalu ada kekhawatiran dan ketakutan bahwa segala sesuatunya akan berubah."
Tetapi ketika Giselle masuk pada Desember 2019, semuanya mulai cocok. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi grup beranggotakan 4 orang.
Giselle sendiri mengatakan dia tidak terlalu tertarik dengan K-pop sampai SMA, ketika genre itu mulai menjadi lebih populer.
"Saya menyadari itu (K-Pop) benar-benar memiliki banyak dampak di seluruh dunia dan memberikan banyak energi yang baik. Itu juga membantu saya melewati masa-masa sulit. Saya ingin menjadi seperti itu untuk orang lain," kata Giselle.
Giselle adalah artis wanita SM Entertainment dengan masa pelatihan tercepat sebelum debut. Lahir dan besar di Jepang, Giselle hanya menjalani masa trainee selama 10 bulan di SM sebelum debut sebagai anggota aespa.
aespa memulai debutnya pada November 2020 dengan hit "Black Mamba". Girlgroup metaverse ini terus mencetak hit dengan lagu-lagu seperti "Next Level", "Savage", dan "Girls". (Lin)
()