SOLO, solotrust.com - Fenomena minim pendaftar terjadi di sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Solo selama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran (TA) 2022/2023. Setidaknya terdapat 10-an SDN yang hanya memiliki siswa baru tak lebih dari 10 anak.
Salah satunya terjadi di SDN Sriwedari 197 Jalan Kebangsaan Nasional, Sriwedari, Laweyan, Solo yang hanya punya 1 siswa baru. Fenomena ini bahkan berlangsung selama 3 tahunan terakhir, di mana pendaftar di sekolah tersebut tak lebih dari 5 pendaftar.
Pakar pendidikan sekaligus Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) Prof Harun Joko Prayitno menyoroti persaingan menjadi penyebab beberapa SD kekurangan pendaftar. Baginya, persaingan ini hanya akan dimenangkan SD yang memiliki jaminan mutu dan kualitas.
"Karena eranya era kompetisi global, era komunikasi global, maka mengedepankan mutu dan profesionalisme. Jadi persoalannya bukan sekolah negeri atau swasta, tapi mutu sekolah itu yang bisa membandrol kepercayaan masyarakat," jelas Harun ditemui Solotrust.com di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Mendungan, Pabelan, Sukoharjo, Kamis (14/7) siang.
Menurut Harun, sekolah yang selama ini kesulitan harus memperbaiki 3 hal utama, yakni mutu, keunggulan, serta ke-ciri-khas-an. Salah satu langkah utama dalam perbaikan ini, hemat Harun, dimulai dengan penyegaran guru.
"Langkah yang harus diambil adalah proses yang harus diperbaiki, guru-guru diberi injeksi vitamin baru jadi mengemberikan, jadi jangan seolah-olah ada dan tidak ada guru menjadi sama saja, karena saya kira guru akan menjadi nakhoda di kelas," paparnya.
Lebih lanjut, peningkatan mutu kualitas sekolah itu mesti dilakukan melalui proses. Proses itu dilihat dari adanya progres yang terus tumbuh dari hari ke hari.
Hal ini menurutnya akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu sekolah.
"Sosialisasi kan tidak bisa diakselerasi ya, karena sosialisasi sifatnya natural, nah sosialisasi yang bagus adalah melihat date to date, melihat hari ke hari bagaimana sekolah itu bisa menampilkan platform, kinerja, dan menunjukan mutu lulusan ke masyarakat, itu yang lebih utama," tuturnya.
Baginya, sekolah yang kekurangan murid itu mesti menyadari faktor tersebut.
"Sekolah-sekolah itu harus terhendak, terbuka, terbelala, bahwa sekarang masyarskat sudah melek pendidikan," terangnya.
Ia meminta pihak sekolah dan para stakeholder untuk bersama-sama melakukan inovasi sebagai upaya menciptakan mutu itu.
"Sekolah itu harus melakukan inovasi hadir henti," tukasnya. (dks)
(zend)