Pend & Budaya

Butuh Perhatian Pemerintah, Bangunan Kelas SD Negeri 2 Dresi Kulon Rembang Memprihatinkan

Pend & Budaya

18 Juli 2022 15:42 WIB

Kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Dresi Kulon yang terletak di Dukuh Rumbut Malang, Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang. (Foto: Dok. Solotrust.com/mn)

REMBANG, solotrust.com - Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Dresi Kulon yang terletak di Dukuh Rumbut Malang, Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah. Beberapa bangunan ruang kelasnya saat ini dalam kondisi cukup memprihatinkan.

Tidak hanya tembok dan lantai yang retak, plafonnya juga rawan ambrol, bahkan ada ruang kelas yang tidak menggunakannya. Kondisi bangunan rawan runtuh tersebut sudah bertahun-tahun lamanya digunakan para siswa untuk menimba ilmu.



Kepala sekolah SDN 2 Dresi Kulon, Jari mengaku pada tahun pelajaran baru ini di sekolahnya hanya memperoleh 10 siswa baru. Parahnya banyak orang siswa mengurungkan niatnya untuk mendaftarkan anaknya setelah melihat kondisi bangunan yang rawan rubuh itu.

"Semua gedung yang saya tinjau mulai dari kelas 1 sampai 6, yang paling parah itu kelas 1 sampai 3. Saya melihat itu sangat-sangat tidak layak, saya berharap Pemda segera menindak lajuti. Bahkan dalam pendaftaran murid baru kemarin banyak yang tidak mendaftarkan disini karena keadaan gedung ya seperti ini. Sehingga pihak wali murid sangat khawatir apabila anaknya disekolahkan di sini," bebernya.

Jari mengatakan ia tidak lantas kecewa dengan keputusan dari para orang tua murid. Karena diakuinya ketika hujan disertai angin kencang melanda wilayah itu memang kondisi bangunan kelas sangat membahayakan karena rawan rubuh, sehingga para siswa diperintahkan untuk keluar kelas ketika kondisi alam seperti itu.

"Itu kalau musim hujan bersamaan dengan angin itu sangat membahayakan dan sangat miris. Sehingga kalau sudah hujan disertai angin itu Bapak Ibu guru dan murid-murid itu saya suruh keluar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena temboknya sudah tidak ada yang utuh bahkan retak. Lantainya pun sudah retak semua," terangnya.


Ia mengungkapkan, pemeliharaan bangunan sekolah terakhir dilakukan pada tahun 2012 menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah. Namun setelah itu tidak ada lagi bantuan pemeliharaan bangunan yang diterima SDN 2 Dresi Kulon hingga tahun ini.

Bukan tanpa upaya, permintaan pembangunan ruang kelas sudah diajukan setiap tahunnya. Namun dirinya hanya bisa pasrah karena usulan itu seakan terabaikan tanpa jawaban meskipun pihak konsultan sudah menilai kondisi ruang kelas sekolah itu dalam kategori rusak berat.

Mirisnya orang tua murid bersama komite sekolah melakukan swadaya untuk memaving lapangan sekolah. Pasalnya pasca hujan, lapangan tersebut tergenang air bercampur lumpur yang mengakibatkan siswa tidak dapat melaksanakan upacara rutin, kegiatan olahraga dan kehilangan tempat bermain di waktu jam istirahat.

"Kalau pasca hujan, tidak melaksanakan upacara. Karena keadaan lapangan becek dan tergenang air. Alhamdulillah setelah kami memaving kita bisa melaksanakan aktifitas upacara dan senam di hari Jumat serta olahraga," ucapnya.

Dirinya menambahkan, SDN 2 Dresi Kulon sudah berdiri sejak kisaran tahun 1981. Tahun ini total ada 57 siswa yang menuntut pendidikan sekolah dasar di sekolah yang menjadi 1 komplek dengan taman kanak-kanak (TK) pertiwi Dresi Kulon. (mn)

(zend)