SOLO, solotrust.com - Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Wilayah VII Jawa Tengah (Jateng) akan melakukan evalusi pelaksanaan kelas virtual di Sekolah Menengah Atas (SMAN) 2 Solo di Banjarsari. Selama Tahun Ajaran (TA) baru 2022-2023 ini, SMAN 2 Solo melaksanakan kelas virtual bagi satu rombongan belajar (Rombel) Kecamatan Pasar Kliwon.
Kepala Cabang Disdik Wilayah VII Jateng, Suratno mengatakan evaluasi itu dilakukan lantaran adanya kesalahpahaman antara aturan yang ditetapkan dinas, sekolah, dan orang tua. Hal itu terkait mekanisme pembelajaran jarak jauh (PJJ) 70 persen dan 30 persen pembelajaran tatap muka (PTM).
Diketahui hingga Kamis (21/7) pelaksanaan kelas virtual baru berjalan untuk PTM.
"Itu saya cek dulu, kami akan evaluasi dalam tahap-tahap tertentu kami akan undang kepala sekolah beserta tim yang melaksanakan untuk mengevaluasi bersama, kesulitan-kesulitannya apa, kelebihan-kelebihannya apa," katanya ditemui Solotrust.com, Kamis (21/7) pagi.
Orang tua kelas virtual menuntut PTM. Proporsi 70-30 persen itu sudah baku sesuai prosedur. Demikian, penerapannya ia melonggarkan sekolah untuk memodifikasi proporsi pas-nya. Namun, proporsi terbesar tetap pada PJJ.
"Sesuai panduannya, itu ketentuan di panduan, itu mungkin diemplementasi di lapangan barangkali tidak saklek banget seperti itu, kami kan memahami tentang kesulitan-kesulitan belajar anak, panduannya 30-70," ujarnya.
"Tetapi mungkin anak-anak tertentu butuh waktu untuk konsultasi lebih banyak, luwes saja, bagaimana pembelajaran ini anak-anak bisa nyaman," sambung Suratno.
Suratno menyebut pihaknya tak mempermasalahkan jika kelas virtual baru dijalankan PTM. Akan tetapi, ia meminta pihak sekolah menyosialisasikan agar tak terjadi kesalahan persepsi ke depan dan ada kejelasan proporsi PJJ dan PTM.
"Di awal-awal pasti tatap muka, menyampaikan program-program, sosialisasi biar betul-betul dipahami," tuturnya.
Salah satu orang tua murid kelas virtual SMAN 2 Solo asal Baluwarti, Siyamto Raharjo menyebut selama ini pelaksanaan kelas virtual memang baru berjalan pada PTM. Demikian, ia justru menginginkan anaknya tetap menjalankan PTM.
"Sekarang sudah masuk ke SMAN 2 yang jalur khusus karena disitu ada to jalur khusus," ujarnya saat ditemui Kamis (21/7) pagi.
Salah satu pertimbangannya, SMAN 2 memiliki ruang kelas yang dapat digunakan untuk PTM. Lebih lanjut, warga Pasar Kliwon tak keberatan terkait jarak ke Kecamatan Banjarsari.
"Semuanya masuk, langsung tidak ada masalah karena tempatnya sudah ada. Cuma 2,2 kilometer," terangnya.
Sementara itu, ditemui sebelumnya, Kepala Sekolah SMAN 2 Solo, Maryadi mengungkapkan masih banyak orang tua dan siswa yang keberatan untuk segera melaksanakan PJJ.
Ia meminta orang tua untuk menyampaikan usulan lebih lanjut ke Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk mendapat persetujuan dari Disdik Jateng.
"Kelas virtual kami menunggu orang tua katanya mau janji komunikasi dengan pemkot, pemkot dengan cabdin, kami tunggu," ujarnya, Rabu (20/7) kemarin.
Maryadi menegaskan pihaknya sudah menyosialosasikan prosedur sekolah virtual kepada orang tua dan siswa. Ia menyebut akan terus menyosialisasikan hal tersebut.
"Lha untuk virtual kami sampaikan ke orang tua, minggu ini kami akan finalisasi lagi, petunjuk seperti ini, SK seperti ini, kami sampaikan ke orang tua," tukasnya. (dks)
(zend)