SOLO, solotrust.com - Ketua Dewan Pembina Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Sukro Muhab menegaskan pentingnya menyiapkan tiga klaster skill alias keterampilan secara seimbang agar ekosistem pendidikan mampu merespons tantangan masa depan semakin dinamis.
Pernyataan itu disampaikan dalam Forum Penguatan Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, dan Guru Sekolah Islam Terpadu (SIT) se-JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah di aula SMKN 4 Surakarta, Minggu (20/07/2025).
Membuka kegiatan, Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Zainal Abidin, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para peserta dari berbagai lembaga SIT di Jawa Tengah. Ia mengajak seluruh unsur pengelola pendidikan untuk memperkuat jejaring, berbagi praktik baik, dan saling memberi energi positif.
"Alhamdulillah, Prof Sukro dapat hadir di tengah-tengah kita siang ini. Mari kita simak nasihat beliau untuk menguatkan dan mengokohkan langkah kontributif kita di bidang pendidikan. Semangat berkolaborasi dan menginspirasi," kata Zainal Abidin.
Dalam sesi pemaparan utama, Ketua Dewan Pembina Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Sukro Muhab, menggarisbawahi pendidik, pengelola yayasan, dan seluruh pemangku kepentingan perlu mengembangkan tiga klaster keterampilan secara seimbang.
Pertama, keterampilan teknis (technical skill) mencakup kemampuan dalam artificial intelligence, big data, jaringan dan keamanan siber, serta literasi teknologi. Kedua, keterampilan lunak (soft skill) mencakup kemampuan sosial, kepemimpinan, dan manajemen talenta.
Ketiga, keterampilan kognitif (cognitive skill) mencakup rasa ingin tahu dan semangat belajar sepanjang hayat, berpikir kreatif, ketangguhan atau resilience, fleksibilitas dan adaptabilitas, kemampuan berpikir analitis, serta pola berpikir sistematis.
“Para pendidik, pengelola yayasan, dan seluruh pemangku kepentingan harus mengembangkan tiga klaster keterampilan secara seimbang, teknis, lunak, dan kognitif untuk mampu menjawab tantangan masa depan,” ujar Sukro Muhab.
Menutup pemaparannya, ia menekankan perlunya transformasi pola pikir di semua lini, baik guru, orangtua, maupun murid. Pergeseran dari fixed mindset ke growth mindset menjadi fondasi penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
"Kecerdasan, kepribadian, dan karakter dapat dikembangkan, tidak bersifat statis. Tumbuhkan keinginan untuk terus belajar, siap menerima tantangan, tidak mudah menyerah, tidak takut gagal, dan terbuka terhadap kritik," pesan Sukro Muhab.
(and_)