SOLO, solotrust.com - Sejumlah masyarakat mulai mengeluhkan kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran 3 kilogram (kg) dalam beberapa waktu terakhir di Kota Solo, salah satunya Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari, Kamis (28/7).
Keluhan itu disampaikan lewat Unit Layanan Aduan Masyarakat (ULAS) yang dikelola Pemerintah Kota Solo.
“Assalamu'alaikum mas wali, gas 3 kg mulai sulit dan langka, harganya juga mulai naik, tolong mas...,” tulis salah satu warga Sahid Jatmiko, Kamis (28/7).
Hal tersebut pun mendapat respon dari Dinas Pedagangan (Disdag) Kota Solo yang mengklaim akan mendatangkan tambahan pasokan gas LPG ukuran 3 kg dalam waktu dekat.
"LPG 3 kg akan ada tambahan untuk Kota Solo jadi dalam waktu dekat kondisi akan normal kembali. Demikian dan terima kasih atas aspirasinya," balas Disdag Kota Solo.
Di sisi lain, Solotrust.com menemui salah satu konsumen gas melon, Sutarmi. Pekerjaannya sebagai pedagang cilok membutuhkan gas LPG 3 kg karena harganya terjangkau dan mudah dibawa.
Ia berharap kelangkaan gas ini dapat segera teratasi.
"Pengen seperti dulu, tidak langka. Jadi setiap butuh ada (gas LPG 3 kg). Soalnya saya kan utamanya memakai gas, jadi setiap hari harus ada. Sekarang apa-apa mahal, kalau ditambah gas langka jadi bingung," tuturnya, Kamis (28/7).
Langkanya ketersediaan gas tak hanya terjadi di tingkat pengecer. Terpantau beberapa pangkalan penyedia gas LPG 3 kg di Solo kehabisan stok. Bahkan mereka mengaku kasihan lantaran masyarakat kebingungan mencari gas bersubsidi itu.
"Bulan Juli ini parah (langka), jadi banyak yang datang (pembeli) tapi tidak dapat gasnya. Bahkan orang dari mana-mana bukan hanya dari kampung sini (Banyuanyar, Banjarsari). Mereka pada mengeluh katanya di mana-mana habis, kadang saya sampai minta maaf kalau bukan dari lingkungan sini tidak bisa menerima titipan gas. Soalnya dari kantor juga menyarankan terutama lingkungan sini. Kadang juga kasian," ungkapnya pemilik pangkalan gas LPG 3 kg Mubayyinah.
Ia berharap jika gas bersubsidi langka, harga gas LPG non subsidi dapat turun. Sehingga masyarakat dapat beralih di gas non subsidi dengan harga terjangkau.
"Harapannya ya pemerintah menurunkan harga yang biru sama pink (gas non subsidi), biar pihak pengusaha kembali menggunakan gas non subsidi, soalnya selisihnya saat ini cukup banyak. Intinya pemerintah menurunkan harga, serta dari pihak Pertamina ya bagaimanapun caranya masyarakat bisa terpenuhi (gas)," urainya.
Koordinator PT. Meryspa, salah satu agen gas elpiji di Nusukan, Banjarsari, Wawan menuturkan kelangkaan gas 3 kg dipicu naiknya permintaan.
"Harga gas non subsidi kan naik harganya, akhirnya pada berpindah ke yang melon (gas LPG 3 kg), itu sebenarnya karena permintaan naik aja jadi kesannya langka," jelasnya. (tiv/yyk)
()