Hard News

Suporter Persis Solo Sepakat Tak Away ke Sleman

Jateng & DIY

8 September 2022 13:00 WIB

Banner dukungan moril suporter Persis Solo untuk suporter PSS Sleman yang dipasang di salah satu tribun Stadion Manahan, saat laga Persis vs PSIS Semarang, Sabtu (3/9) lalu. (Foto: instagram.com/@persisofficial)

SOLO, solotrust.com - 5 elemen besar pendukung Persis Solo, yakni Pasoepati, Surakartans, Garis Keras Sambernyawa, First Mangkoenegoro (FM) 1923, dan Ultras 1923 menyatakan sikap untuk tak bertandang ke Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat tim mereka bertanding menghadapi PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo dalam lanjutan pekan 9 Liga 1, Sabtu (10/9) mendatang.

Mereka menyatakan sikap resmi itu melalui imbauan terbuka media sosial (medsos) sejak Selasa (6/9) lalu hingga Kamis (7/9) kemarin. Solofans beralasan tak berangkat lantaran menghormati tim lawan yang sedang berduka.



Untuk diketahui, terjadi dua kali peristiwa yang menewaskan suporter PSS pada Juli dan Agustus lalu pada musim. Kejadian terakhir menimpa Aditya Eka Putranda (18) yang meninggal usai dikeroyok di Gamping, Sleman, DIY, Minggu (28/8) bulan lalu.

"Sleman sedang berduka, Tak elok rasanya kita merayakan sepakbola disana. Tentunya kita menghormati sikap "Tarik Diri" Dari seluruh elemen suporter PSS sleman terkait rentetan peristiwa yang terjadi," cuit salah satu kelompok suporter Persis, @Ultras1923_, Selasa (6/9) lalu.

Selain sebagai wujud empati, absennya Solofans di laga itu juga demi menjaga kondusifitas Sleman serta DIY. Dalam hal ini, Kepolisian Daerah Republik Indonesia (Polda) DIY telah bersurat dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk tak memberi kuota kepada Solofans di laga nanti.

Surat itu direspons Panitia Penyelenggara (Panpel) PSS dengan tak memberi tiket kepada suporter Laskar Sambernyawa.

Ketua Panpel PSS, Rangga Rudwino berharap tak adanya kuota bagi Solofans, tak merenggangkan hubungan baik suporter Sleman dan Solo yang selama ini telah terjalin. Ia juga berharap, PSS dapat kembali menjamu Persis di situasi yang kondusif ke depan.

"Saya berharap semoga hal ini dapat diterima oleh seluruh suporter Persis. Kami juga meminta maaf karena belum bisa menerima suporter Persis karena kondisi yang ada saat ini. Semoga kita semua bisa bersua dalam kondisi yang lebih baik dari sekarang," katanya sebagaimana dikutip dari laman resmi tim, Selasa (6/9).

Tepa slira: sepak bola untuk kemanusiaan

Tindakan tepa slira (berempati-red) terus ditunjukan tim dan suporter Persis. Mereka beramai-ramai menyampaikan berbelasungkawa atas meninggalnya suporter PSS terutama di media sosial.

Empati Persis juga ditunjukan dalam laga Liga 1. Tepatnya pada laga Persis melawan PSIS Semarang di Stadion Manahan, Sabtu (3/9) sejumlah fans Persis membentangkan spanduk empati mereka lewat banner-banner yang dipajang di tribun Manahan.

Banner-banner itu bertuliskan, "STAY STRONG SLEMAN FANS", "TIDAK ADA SEPAKBOLA SEHARGA NYAWA MANUSIA", "NILAI PENGORBANANMU TAK TERANGKA REST IN PEACE ADITYA SLEMAN FANS", dan sejumlah banner lain.

Dukungan dan rasa empati dari Solofans tersbebut juga mendapat pujian dari pihak PSS.

"Saya juga sangat mengapresiasi suporter Persis yang memasang banner belasungkawa kepada salah satu keluarga kami ketika laga melawan PSIS pekan lalu. Tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia,” tukasnya. (dks)

(zend)