Pend & Budaya

PPKwu UNS Bantu Desa Pilang Kembangkan Pariwisata dengan Service Blueprint

Pend & Budaya

16 September 2022 11:07 WIB

Tim PPKwu UNS melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama perangkat Desa PIlang membahas service blue print konsep desa eduwisata batik, Senin (5/9). (Foto: istimewa)

SRAGEN, solotrust.com – Pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret (PPKwu UNS) mendukung perintisan Desa Pilang, Kecamatan Masaran untuk menjadi salah satu Desa Wisata Batik yang akan dikemas dengan konsep eduwisata.

Ketua PPKwu UNS yang juga dosen Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UNS), Susantiningrum menuturkan untuk mewujudkan Desa Wisata Batik tersebut perlu adanya perencanaan / blue print dari konsep dasar.



Pihaknya telah melakukan Focus Group Discussion (FGD) pada Senin (5/9) lalu mengenai pelayanan pada wisatawan untuk semua sektor yang akan terlibat dalam Desa Wisata Batik.

“Penyusunan service blueprint ini adalah sebagai panduan untuk pelaku usaha di Desa Pilang, terkait harapan kita bahwa Desa Pilang bisa jadi desa wisata batik maka semoga segera terwujud,” katanya.

Ketua Tim Penelitian sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP UNS) LV Ratna Devi mengungkapkan service blueprint merupakan desain alur layanan yang dirancang bagi seluruh pengelola wisata agar dapat memahami konteks dan kondisi tugas-tugasnya dalam kacamata pelayanan pelanggan secara lebih holistic. Pada akhirnya service blueprint dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pelayanan di masa yang akan datang.

Service blueprint mengandung physical evidence, aktivitas pengunjung, aktivitas pengelola pariwisata, aktivitas pendukung pariwisata, dan proses dukungan. Di Desa Pilang sendiri, service blueprint yang dirancang diperuntukkan bagi pelajar (SD, SMP, SMA, dan mahasiswa), umum, dan magang. Karena pada setiap segmen memerlukan pelayanan yang berbeda,” ujar Ratna dalam keterangan tertulis yang diterima Solotrust.com.

Kegiatan tersebut mendapat antusiasme dari masyarakat. Sebab service blueprint menjadi panduan dalam menjalankan usaha desa eduwisata.

Kepala Desa Pilang Sugiharto mengungkapkan dalam pengembangan desa wisata tersebut masih ada sejumlah kendala seperti sarana dan prasarana yang belum memadahi.

“Kalau untuk SDM sudah ok tapi sarana prasarana belum memadahi,” tutur Sugiharto.

Permasalahan lain mengenai publikasi desa wisata melalui media sosial yang dinilai belum maksimal.

“Publikasi di media sosial melalui youtube, Instagram, dan tiktok menjadi suatu keharusan untuk dapat mengenalkan Desa Pilang keluar,” tandas salah satu anggota tim peneliti, Dyah Yuni.

()