Hard News

Faus Fransiskus Soal Rencana Putin Pakai Senjata Nuklir: Itu Tindakan Gila

Global

22 September 2022 12:31 WIB

Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum mingguan di Vatikan, 24 Agustus 2022. (Media Vatikan via Reuters/as)

VATICAN CITY, solotrust.com – Paus Fransiskus menyebut peringatan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kemungkinan penggunaa senjata nuklir dalam perang melawan Ukraina ada suatu pemikiran yang gila.

Dirinya menegaskan warga Ukraina menjadi sasaran kebiadaban, kekejaman dan penyiksaan. Baginya mereka yang menjadi korban itu sebagai orang-orang berbudi luhur yang menjadi martir.



Paus yang membahas perjalanannya ke Kazakhstan minggu lalu, dihadapan banyak orang dalam audiensi umumnya di Lapangan Santo Petrus Rabu (21/9) waktu setempat memuji negara Asia Tengah itu karena menyerahkan senjata nuklirnya setelah kemerdekaannya dari Uni Soviet pada 1991.

“Ini berani. Pada saat dalam perang tragis ini di mana beberapa orang memikirkan senjata nuklir – yang adalah tindakan gila – negara ini (Kazakhstan) mengatakan ‘tidak’ untuk senjata nuklir sejak awal,” kata Fransiskus sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (22/9).

Putin memerintahkan mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia II dan mendukung rencana untuk mencaplok sebagian besar Ukraina.

Dia memperingatkan Baratbahwa dia tidak menggertak ketika dia mengatakan dia akan siap menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia.

Paus yang tidak secara spesifik menyebut nama Rusia atau Putin mengatakan pada umat tentang percakapan yang dia lakukan dengan Kardinal Konrad Krajewski, Kepala Bantuan Amal di Ukraina.

Media Vatikan mengatakan Krajewski, yang berkebangsaan Polandia, harus lari dan berlindung setelah mendapatkan tembakan pekan lalu saat memberikan bantuan dengan seorang Uskup Katolik, seorang Uskup Protestan dan seorang tantara Ukraina. Dia juga disebut mengunjungi kuburan massal di luar Izium, di timur laut Ukraina.

“Dia (Krajewski) memberi tahu saya tentang rasa sakit orang-orang ini, rindakan biadab, kengerian, tubuh tersiksa yang mereka temukan. Mari kita bersatu dengan orang-orang ini, begitu mulia dan mati syahid,” ungkap Paus.

Pejabat Ukraina mengatakan mereka telah menemukan ratusan mayat, beberapa dengan tangan terikat tangan di belakang, terkubur di wilayah yang direbut kembali dari pasukan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut temenuan tersebut sebagai bukti kejahatan perang.

Namun, Rusia terus membantah pasukannya telah melakukan kejahatan perang sejak menginvasi Ukraina pada Februari. Pada Senin (19/9), Kremlin menolak tuduhan pelanggaran semacam itu di wilayah Kharkiv, tempat Izium berada, sebagai “Kebohongan”.

()