Hard News

Disdik Solo Buka Suara Soal Kasus Bullying Siswi Tendang Alat Kelamin Temannya hingga Kencing Berdarah

Jateng & DIY

22 September 2022 17:15 WIB

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rineta saat menjelaskan kejadian siswi SD di Karangasem, Solo yang menendang alat kelamin temannya hingga mengalami kencing berdarah, Kamis (22/9). (Dok. Solotrust.com/riz)

SOLO, solotrust.com - Dugaan kekerasan dilakukan oleh seorang siswi kepada temannya, terjadi pada salah satu sekolah dasar (SD) di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo hingga mengalami pendarahan di alat kelamin, ramai diperbincangkan.

Kejadian itu bahkan sampai dikeluhkan warga di Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS), Rabu (21/09).



"Anak bermain atau berantem, salah satu jadi korban hingga kencing bercampur darah. Kemudian melakukan visum. Namun, ketika orang tua minta pendapat ke sekolah, bukan keadilan atau kedamaian yang diterima justru (korban) dibuatkan surat pindah," tulis salah satu warga di ULAS, kanal pengaduan milik Pemkot Solo.

Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rineta menyebut kejadian terjadi pada pekan ke tiga bulan Agustus lalu.

"Jadi kejadiannya bukan berantem. Mereka anak yang berteman sejak TK, bahkan bersaing nilai karena sama-sama berprestasi dan pintar," terang Dian Rineta, Kamis (22/09).

Dian menduga ada salah paham antara 2 siswi yang masih duduk dibangku kelas 4 SD tersebut. Siswi berinisial N diduga ditendang oleh rekannya S.

"Satu hari yang menendang ini (S) lagi didatangi ibu-ibu atau siapa. Dimarahi atau gimana tidak tahu. Kemudian yang tertendang ini (N) melihat dan dikira sedang mengejek. Karena ini, anak yang nendang badannya tinggi maka ditendanglah. Karena dia tinggi, otomatis tendangannya kan ke bawah (kena alat vital) jadi bukan berantem," jelasnya.

Usai kejadian, pihak guru bahkan tak ada yang mengetahui hal itu lantaran tak ada laporan dari keduanya.

"Sampai pada suatu ketika, N cerita ke temannya kalau dia kencing berdarah. Nah, teman-temannya itu yang lapor kepada sekolah. Setelah itu kepala sekolah menghubungi orang tua N untuk dibawa periksa ke bidan yang masih ada hubungan saudara. Jadi tidak ada visum," tandasnya.

Setelah ditangani medis, kedua orang tua siswi yang bersangkutan dipanggil oleh kepala sekolah dan dipertemukan. S dan orang tuanya pun sudah menyampaikan permintaan maaf.

Namun orang tua N belum puas dan menceritakan hal tersebut kepada temannya. Pihaknya pun berharap siswi penendang dikeluarkan dari sekolah.

"Sekolah kembali memanggil dan kepala sekolah menjanjikan kejadian ini tidak akan terulang lagi. Sekolah akan meningkatkan piket guru untuk mendekati anak-anak ketika jam istirahat sekolah," kata Dian Rineta.

Sementara itu, kini keduanya dikabarkan telah kembali menjalani aktivitas seperti biasa di sekolah. Mereka pun terlihat kembali berdamai.

Dian menegaskan kedua siswi tersebut tak boleh dikeluarkan oleh pihak sekolah. Mengingat rata-rata dari mereka masih berumur 10 tahun dan baru menginjak jenjang 4 SD.

"Kasihan mereka itu masih kecil, secara psikologis bagaimana nantinya? Saya minta tolong diimbau kepada siapa yang melaporkan untuk dapat berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan. Keduanya tidak dikeluarkan bahkan kemarin tanggal 20 September outing class sudah duduk bersamaan," ungkapnya. (riz)

(zend)