Solotrust.com - Frances Haugen, mantan insinyur Facebook yang membocorkan dokumen yang menyarankan perusahaan itu mengutamakan keuntungan sebelum keselamatan, telah meluncurkan sebuah organisasi yang ditujukan untuk memerangi kerusakan yang disebabkan oleh media sosial.
Organisasi nirlaba itu diberinama Beyond the Screen. Sebagaimana dikabarkan The Associated Press (24/9), proyek pertama organisasi ini adalah mendokumentasikan bagaimana perusahaan teknologi besar gagal dalam kewajiban hukum dan etisnya kepada masyarakat dan membantu menemukan cara untuk memecahkan masalah tersebut.
"Beyond the Screen akan fokus pada solusi nyata untuk membantu pengguna mendapatkan kendali atas pengalaman media sosial," kata Haugen dalam sebuah pernyataan.
Tahun lalu Haugen membocorkan studi internal yang menunjukkan para eksekutif Facebook mengetahui potensi kerusakan dari situs mereka. Haugen berpendapat bahwa raksasa teknologi yang mengubah namanya menjadi Meta itu menempatkan keuntungan di atas keselamatan.
Meta telah melawan tuduhan itu.
Organisasi Haugen ini mengatakan akan berkolaborasi dengan kelompok-kelompok termasuk Common Sense Media dan Project Liberty yang berbagi komitmen untuk mendukung media sosial yang lebih sehat.
"Proyek pertama Beyond the Screen mewakili upaya yang berani, inklusif, dan sangat dibutuhkan untuk mendorong perubahan besar dalam cara media sosial beroperasi," kata pendiri Project Liberty, Frank McCourt, menurut pernyataan Beyond the Screen.
"Kami berharap dapat bekerjasama dengan Frances dan timnya untuk meluncurkan inisiatif baru ini dan memajukan tujuan bersama kami untuk memungkinkan komunitas digital yang lebih sehat dan menghentikan model bisnis yang berbahaya," lanjutnya.
Sejak meninggalkan Facebook pada 2021, Haugen telah melakukan advokasi di AS dan negara-negara lain untuk undang-undang yang dimaksudkan untuk membuat platform media sosial lebih aman, terutama bagi kaum muda. (Lin)
(zend)