Hard News

TGIPF Cium Kecurigaan Laga Arema Persebaya di Kanjuruhan Tetap Nekat Digelar Larut Malam

Nasional

11 Oktober 2022 18:15 WIB

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Rhenald Kasali. (Foto: Youtube Kemenko Polhukam RI)

MALANG, solotrust.com - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mempertanyakan laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya yang memakan ratusan korban jiwa Sabtu (1/10) lalu tetap nekat digelar malam hari. Laga itu diketahui memulai kick off pukul 20.00 WIB.

Anggota TGIPF Rhenald Kasali menduga ada pihak tertentu yang memaksa laga digelar malam hari. Padahal sebelumnya Kepolisian Resor Kabupaten Malang (Polres Malang) juga sudah meminta laga dimainkan sore hari.



"Surat dari Polres diminta main sore hari, kemudian diminta PT LIB dilakukan pada malam hari, kalau itu dikorlap, mengapa polisi atau polres kalah, dan harus tetap dijalankan pada malam hari," terang Rhenald lewat siaran Kemenko Polhukam, Senin (10/10).

Ia mencium kecurigaan berbagai pihak termasuk kepolisian yang sengaja tetap memberikan izin bertanding larut malam.

Namun, ia belum menyebutkan pihak-pihak itu.

"Kemungkinan di situ ada pihak tertentu yang mengatur tetap dilaksanakan malam hari. Kita belum bisa sebutkan walaupun saudara-saudara bisa mencium semua," ucapnya.

Ia menegaskan, pihaknya segera memanggil berbagai pihak untuk dimintai keterangan pada Selasa (11/10) hari ini.

"Kita akan panggil semua, PT LIB akan datang, PSSI akan dipanggil besok dan semua pihak terkait," ujarnya.

Sementara, para anggota TGIPF sudah kembali bertolak ke Jakarta sejak Senin kemarin. Rhenald mengatakan tim gabungan telah mengumpulkan berbagai fakta dan bukti untuk dilakukan penelusuran lanjutan untuk mengungkap penyebab Tragedi Kanjuruhan.

"Anggota TGIPF sudah kembali ke Jakarta, sudah mengumpulkan fakta-fakta, sudah membawa bukti-bukti, sudah mengumpulkan beberapa CCTV yang penting, sudah membaca seluruh SOP ketentuan yang berlaku, hampir dapat disimpulkan banyak hal yang sudah ada tetapi tidak dijalankan, dan banyak hal yang kita membenarkan hal-hal sebetulnya itu tidak tepat," tegasnya. (dks)

(zend)