Pend & Budaya

Demam Mainan Viral, Siswa MTsN 3 Pandeglang Ikuti Kejuaraan Latto-latto

Pend & Budaya

19 Januari 2023 10:37 WIB

Pelajar MTsN 3 Pandeglang mengikuti kejuaraan latto-latto yang digelar pembina pramuka, Rabu (18/01/2023). (Foto: Dok. solotrust.com/ramadika)

Solotrust.com - Demam latto-latto menjadi tren saat ini. Banyak kalangan ikut memainkan mainan viral itu, salah satunya di MTsN 3 Pandeglang, Banten.

Kejuaraan latto-latto digelar Pembina Pramuka MTsN 3 Pandeglang, Rabu (18/01/2023). Kegiatan ini diinisiasi Ketua Harian Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus), Dwi Nurwahyudi.



Kejuaraan latto-latto berlangsung di lapangan MTsN 3 Pandeglang saat ekstrakurikuler pramuka. Sasaran kegiatan adalah siswa kelas tujuh dan delapan yang mengalami demam latto-latto.

Menurut Dwi Nurwahyudi, kejuaran ini sengaja digelar guna mengapresiasi siswa akibat demam latto-latto. Selain itu juga sebagai upaya edukasi bagi siswa agar bermain latto-latto tepat pada tempat dan waktunya.

Adapun untuk mencapai tujuan itu, ada ketentuan berlaku, yakni setiap regu membawa satu latto-latto, siswa yang kedapatan memainkan latto-latto di luar jam esktrakurikuler pramuka akan didiskualifikasi dan latto-latto yang dimainkan akan disita. Dengan ketentuan ini diharapkan siswa dapat mengontrol diri dalam bermain latto-latto.

Maraknya dampak negatif dari bermain latto-latto yang terjadi di masyarakat, Dwi Nurwahyudi pun menyoroti permainan ini dari sisi lain.

"Dengan diadakannya kejuaraan latto-latto ini tentunya ada dampak positifnya, ya. Siswa yang semula kecanduan bermain gawai menjadi teralihkan berkat latto-latto ini. Tak sedikit pula orangtua yang merasa dampak dari bermain latto-latto ini lebih positif daripada memainkan gawai seharian," kata dia.

Selain itu, Dwi Nurwahyudi memandang, lewat permainan latt0-latto anak bisa bisa bergaul dengan teman sebayanya. Mereka mulai meninggalkan gawai untuk bermain bersama teman dan mengasah motoriknya dalam memainkan latto-latto.

"Harapan saya dengan diadakannya kejuaraan ini menjadi apresiasi siswa dan unjuk diri kebolehannya memainkan latto-latto, serta edukasi bagi siswa tentang permainan latto-latto," harap Dwi Nurwahyudi.

Dirinya menambahkan, kejuaraan latto-latto bisa saja diadakan kembali setelah adanya evaluasi dari pihak internal sekolah.

"Nanti kita tunggu saja hasil evalusi tentang kejuaraan ini. Saya hanya menginisiasi kepada gugus depan tentang permainan ini agar gugus depan menjadi kondusif, tidak ada suara latto-latto ketika jam pelajaran," terang Dwi Nurwahyudi.

"Selain itu agar siswa tidak merasa kecewa kalau semisal teguran yang disampaikan langsung oleh guru atau latto-lattonya disita oleh guru. Sebenarnya itu tujuannya, biar siswa paham dan sekolah lebih kondusif," imbuhnya.

Dengan diadakannya kejuaraan latto-latto ini tentunya menjadi hal menarik bagi siswa. Pasalnya, siswa dapat beradu ketangkasan dalam memainkan latto-latto. Selain itu, dengan diadakannya kegiatan ini siswa menjadi senang karena tren yang mereka ikuti bisa menghasilkan hadiah istimewa. (ram)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya