Pend & Budaya

Momen Langka! Ponpes Assalaam Ajak para Santri Amati Gerhana Matahari Hibrida

Pend & Budaya

20 April 2023 15:05 WIB

Observatorium Assalaam milik Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Islam Assalaam, Sukoharjo, Jawa Tengah pun menggelar nonton bareng (Nobar) gerhana matahari hibrida, Kamis (20/04/2023) siang.

SOLO, solotrust.com - Pada Hari Kamis, 20 Oktober 2023, hampir seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati gerhana matahari hibrida. Observatorium Assalaam milik Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Islam Assalaam, Sukoharjo, Jawa Tengah pun menggelar nonton bareng (Nobar) gerhana matahari hibrida, Kamis (20/04/2023) siang.

Adapun untuk menyaksikan gerhana matahari, pihak pengelola observatorium menyediakan beberapa teleskop. Tak hanya itu, Ponpes Assalaam juga membagikan 2500 kacamata berfilter kepada para santri dan seluruh pegawai.



Kepala Pusat Astronomi Pondok Pesantren (Ponpes) Assalaam Sukoharjo, AR Sugeng Riadi menjelaskan, gerhana matahari dapat dilihat di wilayah Solo dan sekitarnya hingga 53 persen.

"Hanya kita yang berada di Soloraya dan Jateng itu kisaran mataharinya akan tertutup oleh bulan itu 50-an persen. Kalau untuk Solo ya 53 persen," ungkapnya.

Proses gerhana matahari hibrida terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Gerhana matahari hibrida terdiri atas dua tipe gerhana, yakni gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.


"(Terjadi secara total pada) jam 10.50 WIB. Tadi tepatnya jam 09.27 WIB sesuai dengan perhitungan, pada jam itu ternyata ada hitam-hitam kecil menyentuh permukaan matahari, nah itulah bulan. Semakin lama ternyata hitam itu merupakan sebuah lingkaran, tidak lain adalah bulan yang menutupi matahari," jelas Sugeng Riadi.

Kendati momen langka ini hanya disaksikan sebagian santri lantaran sudah memasuki masa libur Lebaran, namun gelaran nobar tetap berlangsung meriah dan seru. Para santri diminta untuk mengamati gerhana di rumah masing-masing.

Tak hanya menyelenggarakan kegiatan nobar, pihaknya juga menggelar salat khusuf ahsan atau salat gerhana matahari.

Sementara bersamaan dengan fenomena gerhana matahari ini, Sugeng Riadi menjelaskan bisa saja berpengaruh pada suhu dan kondisi cuaca yang begitu panas.

"Bisa jadi, tetapi mungkin tidak terlalu besar ya. Bulan dan matahari segaris lurus tentu gaya tarik gravitasi dua benda yang matahari khususnya besar itu terhadap bumi pasti berpengaruh, sehngga permukaan air laut pasang surutnya juga menjadi maksimal. Plus saat itu juga otomatis efek pergerakan angin dan udara pasti akan terpengaruh," jelasnya. (riz)

(and_)