Solotrust.com – Hari Zoonosis Sedunia diperingati setiap 6 Juli. Peringatan ini sekaligus menjadi momentum untuk mengingatkan ancaman penyebaran penyakit zoonosis di tengah masyarakat, termasuk rabies dan antraks yang kini cenderung meningkat di Indonesia.
Zoonosis merupakan penyakit ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Selain rabies dan antraks, ada beberapa penyakit zoonosis ditemukan di negeri ini.
Zoonosis atau juga populer dengan istilah penyakit tular vektor dan reservoir atau vector borne diseases masih menjadi momok di Indonesia.
Kasus antraks sendiri sudah terdeteksi puluhan tahun silam di Tanah Air, tepatnya sejak 1880-an. Penyakit ini masih terdeteksi di berbagai provinsi di Indonesia hingga kini. Paling baru, kasus antraks dilaporkan terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta. Tercatat tiga orang meninggal dunia dan 93 orang positif.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Imran Pambudi menyebut antraks merupakan penyakit zoonosis. Artinya, antraks dapat ditularkan dari hewan ke manusia, bukan dari manusia ke manusia.
"Ini (antraks) zoonosis. Jadi penularan tidak dari manusia ke manusia," jelas Imran, saat konferensi pers bersama Kemenkes RI, Kamis (06/07/2023), dikutip dari sebuah sumber.
Sementara kasus penularan rabies juga masih terjadi di Indonesia. Tercatat ada sebelas kematian sepanjang Januari hingga April 2023 akibat penyakit ini. Penyebabnya diketahui 95 persen akibat gigitan anjing. Di Indonesia, rata-rata ditemukan 142 kasus rabies per tahun tersebar di sejumlah provinsi.
Rabies termasuk penyakit cukup mematikan dan bisa menyebar ke manusia melalui air liur hewan terinfeksi. Rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan.
Untuk diketahui, hewan paling mungkin menyebarkan rabies, antara lain anjing, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun.
Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Nuryani Zainuddin, mengatakan antraks disebabkan infeksi bakteri, bukan virus.
"Jadi bersifat akut dan menyebabkan kematian pada hewan. Ini zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia," ungkapnya.
Ditambahkan, hewan rentan terkena antraks bukan hanya sapi, melainkan kambing, domba, dan kerbau juga bisa terpapar. Selain itu, kuda, babi, rusa, kelinci, marmut, hingga mencit turut masuk dalam kategori hewan yang bisa terkena antraks.
"Tidak menyerang unggas dan burung, kecuali burung unta. Nah, kadang-kadang ada persepsi yang salah, kemudian tidak juga menyerang hewan berdarah dingin," urai Nuryani Zainuddin. (Rani)
*) Berbagai Sumber
(and_)