JAKARTA, solotrust.com - Petani mengeluhkan musim kemarau tahun ini terlampau lama sehingga berdampak pada hasil panennya. Banyak juga para petani yang mengalami kerugian akibat hasil panen yang tidak maksimal.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kekeringan telah menyebabkan 18.516 hektar lahan pertanian gagal panen. Angka tersebut tersebar di wilayah Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, kekeringan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2017 mendatang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis bahwa sebagian besar Pulau Jawa saat ini sedang mengalami puncak musim kemarau, dan akan masuk awal musim hujan pada Oktober-November 2017.
“Awal musim hujan 2017/2018 di sebagian besar daerah diperkirakan mulai akhir Oktober-November 2017 sebanyak 260 zona musim (76 persen) dan mengalami puncak musim hujan pada Desember 2017 hingga Februari 2018,” ungkap Sutopo, Rabu (13/9/2017).
Selain gagal panen, lanjut Sutopo, sekitar 3,9 juta jiwa masyarakat juga terdampak kekeringan sehinga memerlukan bantuan air bersih.
(way)
(Redaksi Solotrust)