Hard News

Pemda Demak Gelar Pagelaran Seni, Ada Tarian dan Jajanan Zaman Dahulu

Jateng & DIY

25 September 2023 11:22 WIB

Tarian yang dibawakan dalam pagelaran seni dengan Catur Sasangka di Pendopo Notobratan, Kadilangu, Demak.

DEMAK, solotrust.com- Pemerintah Kabupaten Demak bersama seniman muda Demak bersinergi menggelar pagelaran seni dengan tajuk “catur sasangka”,  di Pendopo Notobratan, Kadilangu, Demak, Sabtu-MInggu (23-24/9/2023). Pagelaran tersebutdigelar dalam rangka menjaga kelestarian budaya kearifan lokal yang merupakan warisan leluhur Kabupaten Demak.  

Sejumlah tarian karya para seniman muda dipentaskan di Pendopo Notobratan, di Desa Kadilangu, Demak. Karya seni tari yang tergabung dalamCatur Sasangka seperti, Tari Polo Pinang, Tari Sinok, Tari Semarak Kutho Wali, Tari Manuk Khuntul, serta Tari Podang Kencana.



Catur Sasangka sendiri merupakan wadah pagelaran seni dan tradisi yang melibatkan berbagai seniman dan budayawan muda Demak, untuk dapat dinikmati dan menjadi pusat daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Demak.

Karya seni yang menurut rencana akan digelar setiap empat bulan sekali tersebutmendapat perhatian dari ratusan pelajar yang datan dari berbagai sekolah di Kabupaten Demak.

Guna melestarikan karya seni tersebut, Bupati DemakEistianah akan mematenkan sebagai karya seni khas Demak.

BupatiDemak Eistianah mengatakan, kreatifitas seniman muda dalam menggali nilai-nilai luhur yang diwujudkan dalam seni tari perlu mendapat apresiasi dari pemerintah.

“Selain akan mematenkan hak cipta di bidang seni tari, pemerintah akan terus menyuport kretifitas para seniman muda di Demak.” Katanya.

Selain mengembangkan karya seni tari juga dikembangkan pasar “ndoro bei” yang menyajikan jajanan aneka ragam makanan zaman dulu. Uniknya di pasar tersebut mata uang yang dikenakan menggunakan kepeng. “Ndoro bei” sendiri diambil dari salah seorang keturunan Sunan Kalijaga yang menjaga tanah kamardikan di wilayah Kadilangu, Demak.

Ketua Seniman Catur Sasangka,ika febriani laksana ningtyas mengatakan, dibuatnya Pasar Ndoro Bei sebagai bentuk mengenalkan kuliner peninggalan para leluhur kepada generasi sekarang.

“Banyak kuliner khas peninggalan Ndalem Kadilangu,seperti Kopi Poro, nasi liwet, kolang kaling kluwung dan sebagainya yang tidak dikenali generasi sekarang.” Ungkapnya.

Eventbudaya tersebut mendapat animo dari masyarakat yang cukup tinggi untuk berkunjung. Melalui pagelaran budaya baik seni tari maupun kuliner peninggalan para leluhur tersebut dapat meningkat kunjungan para wisatawan baik lokal maupun nasioanal. (minan)

(wd)