Pend & Budaya

PMKRI Semarang dan Mahasiswa Katolik Dukung Rektor Unika Tolak Permintaan Video Apresiasi Jokowi

Pend & Budaya

10 Februari 2024 12:01 WIB

PMKRI Semarang dan mahasiswa Katolik menyatakan sikap tegas menolak permintaan video apresiasi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Dok. solotrust.com/

SEMARANG, solotrust.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Semarang bersama mahasiswa Katolik se-Kota Semarang menyatakan sikap tegas terkait isu adanya oknum mengatasnamakan kepolisian meminta Rektor Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang, Ferdinandus Hindarto untuk membuat video apresiasi terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Dikutip dari sebuah sumber, rektor Unika Soegijaprantha sempat dihubungi seseorang mengaku dari pihak kepolisian. Ia diminta mengapresiasi kinerja Jokowi.



“Kedua bahwa pemilu ini mencari penerus Pak Jokowi. Pesan yang ketiga saya lupa," ungkapnya, saat dihubungi, Selasa (06/02.2024).

Terkait itu, PMKRI Cabang Semarang dan mahasiswa Katolik se-Kota Semarang manyatakan sikap dan mengecam keras tindakan sang oknum. PMKRI menilai hal itu sebagai bentuk intimidasi dan intervensi terhadap institusi pendidikan.

Berikut beberapa poin pernyataan sikap PMKRI Semarang dan mahasiswa Katolik.

1. Mendukung sikap rektor Unika Soegijapranatha dalam menegakkan kebenaran, menjaga etika, demokrasi, dan konstitusi

2. Usut tuntas oknum polisi yang mengemis kepada rektor Unika maupun tokoh lainnya dalam upaya melakukan pembusukan demokrasi melalui tindakan intimidasi.

3. Mendesak Kapolda Jateng dan kapolrestabes Semarang tak mengintimidasi elemen masyarakat dengan alibi apa pun.

4. Mendorong mahasiswa Katolik se-Kota Semarang dan seluruh elemen masyarakat agar berani melawan ketidakadilan, menegakkan kebenaran, taat terhadap etika dan konstitusi untuk melawan rezim licik dan picik era Jokowi

5. Mendesak Jokowi untuk segera turun sebagai Presiden RI

6. Mengajak seluruh elemen masyarakat sipil untuk bersama-sama melawan segala bentuk intimidasi dan intervensi terhadap institusi pendidikan.

PMKRI Semarang dan mahasiswa Katolik menegaskan institusi pendidikan haruslah bebas dari intervensi politik dan kepentingan pribadi. Kampus harus menjadi ruang publik terbuka untuk kritik dan dialog konstruktif, bukan propaganda dan pencitraan. (Dominikus Jangguik)

(and_)