Hard News

Kemenag Matangkan Program Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Haji 2024

Nasional

21 Februari 2024 18:01 WIB

Kemenag matangkan program ramah lansia dan mitigasi risiko haji 2024. (Foto: Dok. Istimewa)

JAKARTA, solotrust.com - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ((Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief mengapresiasi implementasi layanan haji ramah warga lanjut usia (Lansia) pada penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M. Ia pun meminta agar kualitas haji ramah lansia tahun ini dapat ditingkatkan, terutama pada aspek program dan mitigasi risiko.

Jemaah haji Indonesia berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M sangat banyak, jumlahnya sekira 61 ribu orang atau 30% dari 229 ribu total kuota jemaah haji Indonesia saat itu.



Ada sembilan ikhtiar dilakukan Kemenag untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia di 2023, yakni: 1) pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman; 2) menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia; 3) menyiapkan sarana transportasi (bus shawalat) ramah lansia; 4) menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jemaah lansia di hotel; 5) mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi; 6) menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia; 7) mengedukasi jemaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji; 8) melibatkan jemaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jemaah lansia; dan 9) menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda.

“Haji Ramah Lansia pada aspek layanan sudah cukup baik. Ini berkaca dari penyelenggaraan haji 2023. Mohon diperkuat programnya,” terang Hilman Latief, saat membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Program Haji Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H di Bekasi, Rabu (21/02/2024).

“Kita perlu mematangkan program Haji Ramah Lansia, mulai dari sebelum jemaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan atau setelah berhaji,” sambungnya.

Dikatakan pula, Haji Ramah Lansia menjadi perhatian pemerintah seiring proyeksi masa depan jemaah haji yang lansianya akan terus bertambah.

“Ini luar biasa. Baru setahun diterapkan dan direspons dengan baik. Ini menjadi catatan dari menag untuk bisa terus dikembangkan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperbaiki seluruh proses bisnis Haji Ramah Lansia, mulai dari filosofi, konsep dasar, program, dan layanan,” sebut Hilman Latief.

Selain penguatan program, pihaknya juga menyinggung mitigasi risiko dan skenario kedaruratan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. Menurut Hilman Latief, skenario kedaruratan perlu disiapkan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi persoalan.

“Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dangan tim Saudi, termasuk keamanan. Jika memungkinkan menghadirkan tim Kementerian Haji dalam pelatihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi,” sebut Hilman Latief.

“Kita upayakan menggelar training bersama di Saudi dengan tim Saudi yang akan menangani Indonesia sehingga terbentuk kesamaan persepsi dalam melayani jemaah haji,” lanjutnya.

Kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 221 ribu. Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan kuota sebesar 20 ribu orang sehingga totalnya 241 ribu jemaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jemaah haj reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Jemaah haji reguler tahun ini yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas jumlahnya sekira 45 ribu.

Berbeda dengan 2023, tahun ini diterapkan kebijakan istithaah kebijakan sebagai syarat pelunasan. Jemaah yang akan melunasi biaya haji harus memenuhi syarat istithaah kesehatan terlebih dahulu.

“Ini menjadi ikhtiar kami. Semoga kondisi kesehatan jemaah haji tahun ini lebib baik,” tukasnya.

(and_)