Pend & Budaya

Gerakan 1000 Cahaya, Muhammadiyah Inisiasi Energi Terbarukan

Pend & Budaya

24 Juni 2024 14:31 WIB

Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah menyelenggarakan seminar lingkungan dengan tema Sosialisasi 1000 Surya dan Kajian Energi Baru Terbarukan (EBT) di Daerah Tropis Basah, Sabtu (22/06/2024)

KLATEN, solotrust.com - Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah menyelenggarakan seminar lingkungan dengan tema Sosialisasi 1000 Surya dan Kajian Energi Baru Terbarukan (EBT) di Daerah Tropis Basah, Sabtu (22/06/2024). Acara digelar di Laboratorium BKS Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

Seminar dilakukan secara offline dan online melalui Zoom diikuti perwakilan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MLH PWM) maupun Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM). Seminar ini menghadirkan narasumber Koordinator Program 1000 Cahaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hening Parlan dan Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (Jateng) Muhammad Sobri, serta Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten Sutaryono.



Dalam pengantarnya, MLH Klaten, sekaligus Wakil Rektor (Warek) Universitas Muhammadiyah Klaten, Sutaryono, mengatakan saat ini isu global lingkungan yang terjadi adanya krisis energi dengan kebergantungan pada bahan bakar fosil terbatas, perubahan iklim menimbulkan ancaman besar terhadap ekosistem, perekonomian, serta implikasi geopolitik adanya persaingan dua kekuatan besar berimbas pada kebijakan ekonomi dan lingkungan.

Dalam materi seminar tersampaikan bahan bakar listrik saat ini digunakan sebagian besar sumbernya masih menggunakan bahan bakar fosil. Artinya, setiap listrik digunakan adalah hasil eksploitasi alam yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan menghasilkan emisi karbon sehingga berpengaruh terhadap perubahan iklim.

Sementara penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) lebih ramah lingkungan di Indonesia masih jauh dari ideal. Target EBT baru 31 persen hingga 2050.

Adapun untuk merespons masalah ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan Gerakan 1000 Cahaya. Gerakan ini adalah bukti komitmen Muhammadiyah menjawab tantangan perubahan iklim serta mendorong Indonesia mencapai emisi nol bersih pada pertengahan abad ke-21.

Tujuan gerakan ini adalah mewujudkan energi berkeadilan agar bisa mengatasi tiga hal besar, yakni pengangguran, degradasi lingkungan, dan ketidaksetaraan. Pada tahap pertama 1000 Cahaya akan fokus melahirkan role model perubahan iklim dan transisi energi di lingkungan sekolah, pondok pesantren, masjid, serta ranting. Diharapkan model-model ini akan menjadi inspirasi sehingga Green Movement Muhammadiyah akan bergulir seperti bola salju yang  dampaknya semakin meluas.

Melalui program ini, Koordinator Program 1000 Cahaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hening Parlan, mengatakan jika aksi 1000 Cahaya dilakukan 177 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), 1450 SMA/SMK/MA, 1723 SMP/MTs, 65 pondok pesantren, 1950 SD/MI, TK dan PAUD, rumah sakit, panti asuhan, masjid, dan semua amal usaha Muhammadiyah akan ada efisiensi pembiayaan terhadap pajak listrik cukup besar.

"1000 Cahaya harapan untuk kehidupan akan terpancar, masalah kerusakan lingkungan akan dapat diselesaikan. Ya, daripada mengutuk kegelapan, kita menyalakan satu lilin yang akan memberi terang," ujarnya.

Implementasi Gerakan 1000 Cahaya harus mampu memilih sumber energi yang digunakan dengan presisi atau tepat dan ramah lingkungan, sehingga diperlukan intermediate innovation dan real-time.

Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Muhammad Sobri, menyebut PWM Jateng telah menginisiasi Intermediary Inovasi Bioreaktor Kapal Selam (BKS) yang mengubah biogas dari kotoran ternak menjadi energi, sistem penyiraman dengan menggunakan IoT dan panel surya sebagai energi terbarukan. Hasil Intermediary Inovasi ini siap direplikasikan dan diimpelementasikan di amal usaha muhammadiyah sehingga sangat relevan sebagai bentuk menanggapi isu tambang.

Lebih lanjut Muhammad Sobri mengutarakan, MLH Jawa Tengah justru fokus mencari solusi pemulihan pascatambang bersama Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah terkemuka. Lazismu dan MLH siap mengelola/menerima program tanggung jawab sosial perusahaan atau zakat untuk kepentingan itu dengan menggerakkan cabang ranting dibekali Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) berkemajuan.

Koordinator 1000 Cahaya dan Tim MLH Jateng akan segera menyusun naskah akademi Intermediary Inovasi dalam bentuk paten dan role model pengembangan program energi terbarukan pada lembaga atau amal usaha Muhammadiyah.

(and_)