Ekonomi & Bisnis

Jogja Book Fair 2025 Meriahkan Hari Literasi Internasional, Hadirkan Ratusan Penerbit dan Puluhan Penulis

Ekonomi & Bisnis

10 September 2025 11:01 WIB

Jogja Book Fair 2025 resmi digelar di Grhatama Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai 4 hingga 14 September 2025. (Foto: Dok. solotrust.com/Masheda Raihan Pramudya)

YOGYAKARTA, solotrust.com Jogja Book Fair 2025 resmi digelar di Grhatama Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai 4 hingga 14 September 2025. Pameran buku tahunan ini hadir dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional dengan mengusung tema Literasi, Inklusi, dan Kesejahteraan.

Adapun yang membuat pasar buku tahun ini terasa spesial, panitia menghadirkan ratusan ribu judul baru dari ratusan penerbit nasional. Pengunjung juga bisa menikmati berbagai promo, mulai dari diskon reguler 25 persen, hot sale mulai Rp5.000, paket bundling spesial berisi satu tas seharga Rp50 ribu, hingga potongan harga besar mencapai 80 persen. Seluruh koleksi dipastikan seratus persen buku orisinal.



Tak hanya pasar buku, Jogja Book Fair juga menyuguhkan berbagai acara pendukung, seperti bedah buku, lomba dan kompetisi bahasa, talkshow inspiratif, musik senja, panggung seni dan budaya, hingga pasar kuliner.

Ratusan penerbit ikut serta dengan ribuan judul buku, sementara sekira 70 penulis dan seniman tampil di dua panggung yang disiapkan panitia. Sejumlah nama besar hadir, di antaranya Ratih Kumala dari Jakarta, penulis nasional Okky Madasari, hingga Sabrang bersama Kiai Kanjeng.

Salah satu pengunjung, Izzudin, mahasiswa yang baru kali pertama datang ke Jogja Book Fair, mengaku senang dengan banyaknya pilihan buku. Namun, ia juga menyampaikan harapannya agar koleksi buku baru bisa lebih lengkap.

Direktur Program Jogja Book Fair, Fairuzul Mumtaz, menyebutkan pengunjung paling ramai hadir di akhir pekan. Sementara pada hari biasa, lonjakan terjadi sejak sore hingga malam. “Mungkin karena cuaca Jogja belakangan ini cukup panas, jadi banyak pengunjung yang menunggu adem dulu baru keluar sore menjelang malam,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fairuzul Mumtaz menekankan Jogja Book Fair bukan sekadar pesta buku, melainkan bagian dari kampanye literasi. Ia berharap ajang ini dapat kembali mendongkrak indeks pembangunan literasi manusia di Yogyakarta.

“Tahun sebelumnya Jogja sempat turun ke peringkat dua. Melalui pameran, talkshow, dan pertunjukan ini, kami berharap energi literasi bisa diterima masyarakat untuk bersama-sama membangun manusia yang lebih literat,” ujarnya.

Jogja Book Fair 2025 menjadi momentum penting untuk mempertemukan penerbit, penulis, seniman, dan masyarakat dalam satu ruang sama, yakni merayakan literasi.

*) Reporter: Masheda Raihan Pramudya

(and_)