Hard News

Garuda Buka Penerbangan Mumbai-Bali! Optimistis Gaet 700 Ribu Wisman India

Hard News

24 April 2018 00:19 WIB

Pesawat Garuda Indonesia (garuda-indonesia.com)

DENPASAR, solotrust.com - Sambutan meriah diterima Garuda Indonesia rute Mumbai-Bali begitu mendarat perdana di Bandara Ngurah Rai, Bali, Selasa (24/04/2018), Maskapai ini resmi membuka penerbangan langsung ke dua kota itu. Kementerian Pariwisata pun optimistis, dibukanya rute ini mampu menggaet 700 ribu wisatawan asal India.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala Mansyury berharap dalam jangka panjang flight Mumbai-Denpasar bisa terus tumbuh. Dia mengaku tertantang mengembangkan penerbangan rute Mumbai-Denpasar, apalagi pasar India sangat besar. Pembelanjaan wisatawan tergolong besar, tiap kunjungan wisman India rata-rata menghabiskan USD 903 dengan lama tinggal lima hingga enam hari.



“Potensi market-nya besar. Ada banyak hal menarik yang membuat orang India datang ke Bali, terutama kesamaan antara kedua budaya,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata RI, kemenpar.go.id, Selasa (24/04/2018).

Pembukaan rute ini memang tak lantas meningkatkan kunjungan wisatawan asal India ke Bali. Pasalnya, selama bertahun-tahun tidak ada konektivitas langsung antara kedua negara. Adapun dalam penerbangan langsung Mumbai-Bali, Garuda menggunakan pesawat berbadan lebar Airbus A330.

Pembukaan direct flight ini membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya optimistis target kunjungan 700 ribu wisatawan asal India tahun ini bisa terealisasi.

“2018, saya telah menetapkan target setidaknya 700 ribu kunjungan wisatawan India. Ini adalah target besar sebab pada 2017 kita menerima sekitar 485 ribu pengunjung India. Kami sangat optimistis untuk mencapai target ini,” katanya.

Rasa optimistis Menteri Arief Yahya tidak berlebihan. Pasalnya, pasar India mencapai pertumbuhan 30 persen dibandingkan 2016, tertinggi kedua setelah China. Pada 2018, divalidasi India telah melampaui pengunjung Korea dan Jepang ke Indonesia. Total ada 87 ribu pengunjung India dibandingkan dengan 74 ribu untuk Jepang dan 63 ribu untuk Korea.

()