SOLO, solotrust.com- Memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) Solo Raya dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Surakarta mengadakan bhakti sosial,berupa cek kesehatan yang meliputi gula darah, kolesterol dan asam urat, konsultasi kesehatan, pengobatan gratis serta donor darah.
Bhakti sosial tersebut diselenggarakan pada hari Minggu (29/4/2018) lalu di Pura Indra Prasta, Mutihan-Surakarta. Acara ini diselenggarakan atas kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Surakarta dan PHDI Surakarta,serta pihak-pihak lain yang terkait.
Bhakti Sosial ini juga mengundang 6 dokteryang memberikan konsultasi kesehatan gratis. Acara ini telah diikuti oleh masyarakat sekitar Pura Indra Prasta, Mutihan dan masyarakat sekitar kelurahan Sondakan, Laweyan. Sebanyak 132 orang memanfaatkan acara ini untuk cek kesehatan, konsultasi dan pembagian obat gratis, 2 orang cek kesehatan, konsultasi, pembagian obat gratis serta donor darahdan 20 orang untuk donor darah.
“Sebelum melaksanakan acara ini, kami melakukan persembahyangan bersama, dilanjutkan pembukaan acara dan sambutan oleh Ketua PHDI Surakarta, kemudian sambutan Ketua Panitia dan Ketua KMHD Solo Raya. Setelah berakhirmya cek kesehatan, konsultasi, pemberian obat gratis serta donor darah pada pukul 13.00, panitia melaksanakan bersih-bersih bersama disekitaran Pura Indra Prasta- Mutihan.” Tutur panitia dalam rilisnya.
Bhakti Sosial tahun 2018 ini merupakan salah satu Program Kegiatan KMHD periode 2017/2018. Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya, dimana tahun sebelumnya kegiatan ini juga bertempat di Pura Indra Prasta-Mutihan. Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan bhakti sosial ini guna mewujudkan program pengabdian masyarakat dan meningkatkan taraf kesehatan warga di sekitar pura Indra Prasta, Mutihan,serta sebagai sarana untuk memperkenalkan dan meningkatkan eksistensi organisasi pemuda Hindu kepada masyarakat .
Harapannya dengan diselenggarakannya kegiatan ini, juga dapat meningkatkan dan memperkuat rasa toleransi dan persatuan antar umat beragama di Surakarta, serta dapat hidup berdampingan dengan damai di dalam situasi masyarakat yang saat ini rentan terprovokasi akan isu-isu yang menyangkut SARA.
(wd)
