SOLO, solotrust.com – Lionel Messi menjelma menjadi pahlawan Argentina saat mengalahkan Ekuador 3-1 pada 10 Oktober tahun lalu. Saat itu, Argentina terancam absen dari Piala Dunia jika gagal menang.
Sihir Messi saat itu berbuah manis. Hat-tricknya ke gawang Ekuador membawa Argentina lolos secara dramatis ke Rusia. Kini di putaran final, magis La Pulga begitu dinantikan skuat Argentina.
Tergabung ke dalam Grup D bersama Kroasia, Islandia, dan Nigeria, diprediksi tidak menjadi halangan berat bagi pemain Barcelona tersebut. Argentina pun diyakini bakal tetap mengandalkannya untuk bisa melewati fase grup dan berambisi membayar kekalahan di final edisi sebelumnya.
“Satu-satunya hal yang bisa saya katakan kepada penggemar kami adalah bahwa kami akan membuat Argentina bangga. Saya juga memiliki pemain terbaik dalam sejarah, itu menjadi nilai plus,” kata Pelatih Argentina Jorge Sampaoli.
Namun hanya fokus pada Messi bisa menjadi pisau bermata dua bagi Argentina. Mengandalkan Messi sebagai pusat permainan bisa saja membawa petaka manakala pergerakan peraih lima kali Ballon d’Or itu dimatikan lawan. Hal serupa juga seringkali terjadi di Barcelona, hanya saja di sana Messi mendapat dukungan pemain berkualitas.
Sama halnya juga baik bagi Kroasia, Islandia, maupun Nigeria. Fokus menjaga Messi bisa menjadi ancaman mengingat masih ada pemain sekelas Di Maria, Sergio Aguero, hingga Paulo Dybala di lini serang La Albiceleste.
Di luar Messi, grup ini sebenarnya juga memiliki value lain. Seperti Islandia yang menjalani Piala Dunia kali ini sebagai tim debutan. Skuat asuhan Heimir Hallgrimsson lolos secara mengejutkan lolos ke Piala Dunia setelah dalam kualifikasi zona Eropa keluar sebagai juara Grup I, menyingkirkan Finlandia, Kosovo, Turki, dan Ukraina.
Belum lagi Kroasia yang juga memiliki pemain-pemain top yang merumput di Benua Biru. Sebut saja Mario Mandzukic, Luka Modric, Mateo Kovacic, hingga Ivan Rakitic. Kualitas Kroasia tak bisa dipandang remeh, begitu juga jika bicara sejarah. Kroasia pernah finis di urutan ketiga pada edisi 1998.
Meski secara peringkat FIFA praktis hanya Islandia dan Kroasia yang terbilang masih baik (22 dan 20), namun kehadiran Nigeria (peringkat 48) bisa menjadi batu sandungan. Dalam edisi sebelumnya, Nigeria berhasil membuat Messi dkk bekerja keras dalam pertandingan fase grup.
(way)