SOLO, solotrust.com – Sejak pertama dibuka pada Jumat (8/6/2018), tol fungsional Salatiga-Kartasura sudah mulai dipadati pemudik. Namun yang menjadi perhatian, beberapa kali terjadi penumpukan kendaraan di ruas jalur Kali Kenteng.
Sulitnya medan dengan kondisi tikungan tajam dan jalan menanjak yang curam di Kali Kenteng, menyebabkan kemacetan kendaraan yang cukup panjang. Lantas, berapa persen sebenarnya tingkat kemiringan jalur tersebut sehingga membuat kemacetan?
Jalan sementara itu memiliki panjang 500 meter yang berada di sisi bawah jembatan Kali Kenteng yang belum jadi. Jalan ini memiliki lebar 8 hingga 10 meter dengan kondisi lean concrete (alas beton) setebal 10 cm, namun hanya dapat dilalui untuk 1 lajur kendaraan.
Melansir laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PT Waskita Karya sebagai kontraktor pelaksana dalam laporannya menyatakan tingkat kemiringan jalur tersebut berkisar 10%. Dengan kata lain, naik 10 m per 100 m atau tangent -1 0.1= 5,7 derajat.
“Cukup aman untuk dilintasi,” tulisnya.
Kendaraan harus mengalami antrean rata-rata 30 menit akibat penyempitan dari 2 lajur menjadi 1 lajur. Kendaraan melintas perlahan satu per satu dengan kecepatan sekitar 20 km per jam.
Pada sepanjang jalan sementara tersebut telah dilengkapi dengan rambu-rambu, pagar, dan petugas yang mengarahkan kendaraan untuk tertib melintas satu per satu melalui pengeras suara.
Rute alternatif untuk menghindari antrean di Kali Kenteng adalah dengan keluar ruas tol pada pintu Tingkir, kemudian melalui jalan nasional Salatiga-Boyolali hingga Solo.
(way)