JAKARTA, solotrust.com – Pada Maret 2018 lalu, jagat maya Indonesia dihebohkan dengan unggahan video turis asal Inggris, Rich Home yang menyelam di perairan Nusa Penida bersama sampah. Dalam unggahan video, tampak ia tengah berenang di bawah sampah-sampah terapung.
Setelah munculnya video itu, salah satu pengusaha penyelaman di Nusa Penida, Andri Yusuf membenarkan jika sebenarnya banyak sampah plastik tersebar di lautan. Andri menambahkan, banyaknya sampah plastik di lautan bukan hanya di Nusa Penida saja, namun termasuk di Sulawesi.
Peneliti Oseanografi Pusat Riset Kelautan KKP, Widodo Pranowo dalam halaman resmi milik Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan di Indonesia terdapat mikroplastik yang telah mencemari laut.
Seperti diketahui, mikroplastik merupakan plastik dengan ukuran kurang dari 5 mm, dihasilkan dari penguraian alami plastik baik secara fisik, kimia maupun biologi. Dalam penelitian ditemukan bahwa mikroplastik pada garam laut lebih besar daripada garam danau dan garam pegunungan
“Rata-rata dengan sebaran konsentrasi pemukiman penduduk, terutama di Pulau Jawa. Seperti perairan Pulau Biawak di Indramayu, Kepulauan Seribu dan Perairan Banten,” ungkap Widodo Pranowo, dilansir dari laman KKP News, Kamis (12/07/2018).
Kondisi serupa juga terjadi di Selat Makassar, Selat Bali, Selat Rupat, Taman Nasional Laut (TNL) Taka Bonerate Flores, TNL Bunaken, TNL Bali Barat dan Laut Banda. Mikroplastik mencemari lautan Indonesia beragam, namun pencemaran terluas ada di Taman Nasional Laut Bunaken, yakni 50 hingga 60 ribu partikel perkilometer persegi.
Oleh karena itu, Indonesia memiliki tugas menyelesaikan berbagai permasalahan sampah plastik di perairan. Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat diminta turut serta mengambil aksi, setidaknya dengan tidak lagi membuang sampah plastik ke laut.
(and)