SOLO, solotrust.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada nelayan khususnya di pantai selatan Jawa untuk tidak melaut sementara waktu. Hal itu berkaitan dengan adanya perkiraan gelombang tinggi hingga beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Agus Sudaryatno dalam rilis resminya yang diterima solotrus.com, Jumat (20/7/2018) mengatakan, gelombang tinggi diperkirakan akan terjadi hingga 26 Juli mendatang.
“Waspadai peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar pantai, nelayan di laut, dan wisatawan di pantai selatan Yogyakarta,” kata Agus.
Kondisi tersebut muncul akibat adanya perbedaan tekanan udara yang siginifikan antara belahan bumi utara dan selatan. Agus mengurai, berdasarkan update terakhir 20 Jli 2018 pukul 11.22 WIB, TC AMPIL berada di belahan bumi bagian utara yaitu di Laut China Selatan sebelah utara Filipina.
Aktivitas TC AMPIL yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan 18 km/jam memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya 92 km/jam dan tekanan 985 hPa. Sedangkan tekanan udara di belahan bumi bagian selatan sebesar 1026 hPa.
“Kondisi ini (perbedaan tekanan udara yang siginifikan antara belahan bumi utara dan selatan) berdampak pada peningkatan kecepatan angin hingga lebih dari 35 km/jam dan peningkatan gelombang laut di pesisir selatan Yogyakarta,” jelas Agus.
Berdasarkan data dari BMKG, prakiraan tinggi gelombang laut secara rinci pada 21 Juli: 3.0 - 3.5 meter, 22 Juli: 2.5 - 3.0 meter, 23 Juli: 3.0 - 4.0 meter, 24 Juli: 4.0 - 6.0 meter, 25 Juli: 4.0 - 6.0 meter, dan 26 Juli: 4.0 - 5.0 meter.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kepada nelayan untuk sementara waktu diimbau agar tidak melaut dan kepada wisatawan diimbau untuk tidak mandi di laut hingga tinggi gelombang laut kembali normal,” imbau Agus.
(way)