BEKASI, solotrust.com - Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor pesawat terbang guna menambah devisa.
Hal itu disampaikan Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Marolop Nainggolan, saat membuka pertemuan teknis dengan tema ‘Peluang dan Potensi Ekspor Pesawat Udara Indonesia’ di Hotel Grand Amarossa, Bekasi, tengah pekan ini.
“Pesawat terbang buatan Indonesia sudah banyak diekspor ke mancanegara dan masih bisa terus ditingkatkan,” ujarnya dalam siaran pers.
Adapun hingga 2017 lalu, PT Dirgantara Indonesia telah membuat 431 unit pesawat terbang. Tipe paling banyak dipesan antara lain NC212i mencapai 110 unit dan helikopter NBO105 sebanyak 122 unit. Sementara saat ini tengah dikembangkan jenis CN 235, pesawat terbang kecil dengan kapasitas 40 pak.
Dalam pertemuan itu mengemuka beberapa hambatan ditemui negara calon konsumen, seperti tidak cukupnya dana buyer guna melakukan pembayaran dan peraturan yang mengharuskan pembelian dilakukan melalui agen setempat. Selain itu, adanya negara terkena sanksi PBB dan permintaan buyer untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan.
PT Dirgantara Indonesia juga menyampaikan adanya rencana pembelian dari buyer Nigeria, namun masih terkendala sistem pembayaran. Hal ini disebabkan permintaan buyer agar pembayaran dilakukan melalui counter purchase, yakni pembayaran melalui pihak kedua dilakukan rekanan Indonesia.
“Melalui pertemuan ini diharapkan diperoleh informasi mengenai hambatan, tantangan serta masukan terkait peluang ekspor pesawat terbang Indonesia,” pungkas Marolop Nainggolan.
(and)