Hard News

Lurah Sumber Targetkan Akhir Tahun 2018 Warganya Bebas BABS

Jateng & DIY

27 Agustus 2018 05:03 WIB

ilustrasi BABS.

SOLO, solotrust.com- Perilaku tidak sehat warga dengan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) tentu memberikan dampak buruk bagi lingkungan masyarakat. Hal itu membuat gusar Lurah Kelurahan Sumber Surakarta, Dwi Listyorini. Ia mengajak warga melakukan budaya bersih di lingkungannya.

Lurah Sumber menargetkan pada akhir tahun ini warganya bebas BABS, komitmen itu tersemat dalam deklarasi Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari Bebas BABS yang dilakukan pada Malam Pentas Seni Kelurahan Sumber, Sabtu (25/8/2018).



"Iya, kita lakukan deklarasi bebas BABS oleh ketua RW 10, 11,17 dan diikuti ketua RT masing-masing, dalam deklarasi itu kami juga teken berita acara dan prasasti, kita targetkan akhir tahun 2018 Kelurahan Sumber bebas BABS." kata Dwi

Dwi mengungkapkan, kasus BABS kerap ditemui warga di pinggiran kali. Pasalnya Kelurahan Sumber dilalui dua kali, yakni kali gajah putih dan kali kampung sumber.

"Sehingga rawan masyarakat yang septic tanknya dialirkan langsung ke kali," katanya.

Dwi mengatakan, ketiga RW yang dinilai sudah bebas BABS itu diharapkan dapat menjadi pelopor RW dan RT lain agar menerapkan perilaku hidup sehat dengan tidak buang air besar sembarangan.

Dia menuturkan salah satu upaya yang dilakukan pihaknya adalah melalui penyuluhan langsung ke RT RW setempat. Setiap kepala keluarga yang tidak mampu juga dapat mengusulkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Komunal melalui kelurahan

"Kita beri penyuluhan septic tank yang sehat, kalau tidak mampu usulkan IPAL komunal. Kami bantu arahkan proposalnya ke pemerintah atau ke Corporate Social Responsibility," jelasnya

"Melalui event ini kan banyak orang yang hadir, jadi kita sekalian minta ketua ketiga RW itu untuk menularkan perilaku hidup bersih kepada para hadirin," imbuh dia

Menurutnya, target bebas BABS selaras dengan misi pemerintah 100 persen sanitasi bagus, 0 persen lingkungan kumuh dan 100 persen lingkungan bersih. Diungkapkannya, perlu adanya kerjasama lintas sektor untuk membangun mekanisme monitoring berkelanjutan.

"Dengan bebas BABS, otomatis air akan bersih, contohnya orang BABS di sungai dapat mencemari air tanah, kalau tidak BABS, ya air tidak akan tercemar, itu simpelnya, jadi dengan gerakan bebas BABS juga juga mendukung ketersediaan air bersih," jelasnya.

Diharapkan gerakan bebas BABS dapat membangun kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan. (adr)

(wd)