SOLO, solotrust.com – BTS memang selalu menampilkan lagu dengan musik yang beragam. Meskipun pada dasarnya mereka lebih mengarah ke arah HIP HOP/Rap, namun unsur-unsur musik lainpun turut mereka gunakan untuk lagu-lagu mereka, misalnya unsur Moombahton yang ada dalam lagu ‘Blood, Sweat & Tears’ yang saat itu tergolong baru dalam musik K-POP.
Nah, jika sebelumnya ‘FAKE LOVE’ dalam album ‘Loveyourself: Tear’ adalah emo rap yang mengombinasikan unsur pop, hip hop, grunge, trap rock, dan adult contemporary music yang menunjukkan sisi gelap musik mereka, maka ‘IDOL’ yang menjadi lagu utama album ‘Love Yourself: Answer’ yang baru saja rilis menunjukkan sisi yang lebih cerah seperti sebuah selebrasi.
Bahkan, tak sedikit orang yang memberi komentar lagu BTS kali ini seperti halnya lagu tema untuk ajang olahraga misalnya sepak bola.
RM, leader BTS dalam sebuah wawancara dengan Billboard baru-baru ini pun telah mendeskripsikan seperti apa lagu ‘IDOL’ itu sendiri.
“IDOL adalah track yang menarik yang memulai sebuah selebrasi/festival dengan ARMY di seluruh dunia. (IDOL adalah track dengan) ritme Afrika, rap dan EDM sound. Kami juga menambahkan ekspresi tradisional khas Korea seperti ‘Eolssu’, ‘Johda’ dan ‘duk-koong-deo-reo-reok’ ‘yang disebut ‘Chu-imsae’. Dan karena kami menampilkan beberapa ekspresi khas Korea, maka kami juga menambahkan beberapa gerakan tradisional Korea dalam koreografi kami,” ungkap RM.
‘IDOL’ adalah sebuah lagu yang menggabungkan unsur Gqom style dari Afrika Selatan, rap, EDM dan ekspresi suara yang secara umum bisa didengar dalam gugak (musik tradisional Korea).
Lalu, apakah Gqom itu sendiri? Mengutip dari Apple Music, Gqom adalah sub genre dari musik house yang lahir di Kota Durban di Afrika Selatan. Gqom berasal dari Bahasa Zulu yang berarti “memukul’ atau ‘drum’. Gqom menggunakan teknik reduksionis, dark string dan breakbeats sinkopasi serta sampe vokal yang berulang-ulang.
“Musik Gqom banyak berhubungan dengan musik house namun sedikit berbeda. Gqom sangat tribal (bernuansa kesukuan/kedaerahan) dan kick drum-nya memiliki pola yang tidak biasa. Mudah untuk mengidentifikasi suara gqom karena ia unik,” kata Emo Kid, salah satu musisi Afrika yang mendalami Gqom seperti dikutip dari FactMag.
Gqom tergolong musik yang relatif baru, namun sudah begitu digemari bahkan hingga Eropa. “Aku pikir aku mendengar Gqom musik pada tahun 2012,” kata Citizen Boy, musisi yang juga mendalami Gqom yang percaya bahwa Gqom berasal dari genre lama bernama Sgxumseni yang berarti “membuat kita melompat”.
Saat ini, sudah banyak produser Afrika yang membuat Gqom seperti Emo Kid, Cruel Boyz, Citizen Boy, dan DJ Mabheko. Mereka hadir dalam album kompilasi Gqom Oh! berjudul ‘The Sound of Durban Vol.1’ yang telah rilis 29 Januri 2016 lalu.
Gqom Oh! adalah label rekaman yang didirikan oleh Nan Kolè yang berasal dari Italia pada tahun 2015. Ia mendedikasikan label tersebut untuk musik Gqom dari Durban, Afrika Selatan. Nan Kolè adalah seorang aktivis musik yang mendorong musik kontemporer Afrika tersebut untuk bisa dikenal secara global.
“Aku mulai mendirikan label ini untuk membuat Gqom Durban menjadi dikenal dunia. Tujuanku adalah menyebarkan musik Durban ke seluruh dunia namun juga menjaganya tetap lokal di saat yang sama. Durban perlu untuk dikenal. Misalnya Chicago dikenal dengan juke dan house-nya. Aku ingin membawa artis Durban ke Eropa dan membantu mereka berkembang dalam teknologi dan koneksi yang lebih mendunia,” katanya.
Kolè sendiri mengatakan bahwa dia menemukan Gqom di internet. “Aku punya beberapa teman yang sudah berkolaborasi dengan para artis dari Afrika. Suatu malam di Januari 2015, aku melihat temanku itu menautkan link dengan hashtag #Gqom. Aku mengklik link itu dan duduk sampai jam 5 pagi dengan men-downlad ratusan lagu Gqom. Aku dengan cepat kecanduan dengan suaranya yang gila dan unik,” ungkap Kolè .
“Aku merasakan sesuatu yang aneh, ada energi yang besar ketika aku memainkannya. Gqom adalah campuran yang sempurna antara atmosfer yang dalam dan gelap dengan ritme Afrika. Gqom ada pada sebuah batas antara musik konseptual dan ‘body’ (bukan musik mental). Gqom tribal (seperti musik kesukuan/kedaerahan) namun juga urban (perkotaan) di saat yang sama,” tambahnya.
Musisi Afrika pun saat ini telah merasakan bagaimana Gqom dikenal di dunia. “Aku bangga. Hal terbaik adalah aku ikut berkontribusi melalui Gqom. Orang-orang di sekitarku dulu mengatakan “tinggalkan Gqom, itu tidak akan membawamu kemana-mana dan akan menetap di Durban selama-lamanya”.
Namun sekarang aku dapat mengatakan di hadapan mereka bahwa Gqom telah dikenal dunia. Sekarang Gqom dikenal setelah semua kerja keras kami. Aku sangat senang karena Durban sekarang punya genre-nya sendiri,” kata Citizen Boy.
Saat ini album-album yang mengusung musik Gqom juga sudah banyak, misalnya Emo Kid dengan ‘Gqomtera’ dan TLC Fam dengan ‘Isbethelo seGqom’ yang rilis 2017, serta album kompilasi ‘The Originators’ yang rilis 2018 ini. (Lin)
(way)