Hard News

Yayasan Diwa Center Bersama Damkar Adakan Simulasi Bencana Gempa Bagi Anak Sekolah Dasar

Jateng & DIY

17 Oktober 2018 10:03 WIB

Simulasi gempa di halaman SDIT Nur Hidayah.

SOLO, solotrust.com- Yayasan Diwa Center Surakarta menggandeng Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta mengadakan simulasi bencana gempa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Hidayah, Solo, pada Senin (16/10/2018).

Kegiatan diawali dengan pemaparan materi tentang kebencanaan oleh petugas Damkar kepada para siswa di aula sekolahan, para siswa pun antusias untuk mendengarkan pemaparan yang diperoleh, tak sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan tentang kebencanaan terutama mengenai langkah yang harus diambil saat gempa terjadi.



Usai pemaparan, simulasi dimulai dengan tanda sirine yang menyala-nyala memberikan tanda tanggap bencana. Para siswa dipandu guru dan petugas Damkar lalu bergerak bersembunyi di bawah meja, seolah-olah gempa sedang terjadi di lokasi itu.

Setelah dirasa aman, para siswa itu diimbau turun dari lantai tiga gedung sekolah menuju halaman sekolah sebagai titik evakuasi atau titik berkumpul. Di situ dipraktikkan aksi para dokter kecil dalam memberikan pertolongan pertama pada korban gempa.

Direktur Yayasan Dwipa Center, Diah Warih Anjari menuturkan, yayasan yang dinaunginya bergerak di bidang kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan. Menurutnya, musibah gempa bumi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, menjadikan semua pihak harus mawas diri.

"Seperti dengan mengadakan kegiatan sosialisasi kebencanaan ini, kami bermaksud memberi pengarahan bagaimana tanggap bencana sejak dini, agar mereka bisa menyelamatkan diri secara mandiri dengan cara mengenal dan memahami karakteristik kebencanaan," kata Warih

Selain itu, pihaknya berharap melalui kegiatan ini, program mitigasi bencana dapat diinput dalam kurikulum sekolah. Pasalnya, anak-anak usia dini cukup rentan menjadi korban saat terjadinya bencana alam.

"Lantas apa dan bagaimana yang harus dilakukan anak usia dini saat terjadi gempa bumi ? Makanya kita ingin menggelar simulasi di tingkat anak sekolah dasar ini, kami juga ingin mendorong mitigasi bencana masuk kurikulum dalam bidang pendidikan," bebernya.

Sementara itu, Humas Yayasan Diwa Center, Junaidi Edy Purwanto, menyampaikan bila melihat latar belakang, negara Indonesia merupakan wilayah yang berada di zona ring of fire dengan 3 lempeng besar sehingga berpotensi bencana gempa.

"Dengan adanya kegiatan ini kita ingin memaparkan kepada adik-adik pengetahuan tentang bencana sangat penting bagi mereka, materi yang diberikan adalah seputar tanggap bencana," papar dia

Di samping itu, Suharyanto selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta, menekankan kepada siswa bagaimana harus bertindak sigap saat terjadi gempa.

"Mula-mula yang harus dilindungi adalah kepala kita dengan masuk ke tempat yang kuat, seperti meja, lemari atau tulang beton, itulah yang dinamakan segitiga kehidupan, di mana ada rongga untuk bertahan hidup," papar dia

Selain itu, juga diajarkan teknik-teknik bagaimana bersikap saat berada di luar ruangan, ketika ada bencana gempa. Tak hanya diberikan pemaparan, para siswa diajarkan sebuah lagu yang liriknya berisi cara-cara menghadapi gempa.

"Kita ajarkan lagu-lagu yang mengena bagi anak-anak yang mudah dipahami diterapkan, sehingga mereka bisa mudah ingat dan mengaplikasikannya saat kejadian," bebernya.

Salah seorang siswa kelas IVB, Anarida Nur Wahyudi (9), merasa senang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ia mengaku belum begitu memahami sikap tanggap bencana saat ada gempa. Dan dirinya belum pernah merasakan getaran gempa yang luar biasa seperti terjadi di Palu, Sigi dan Donggala.

"Saya senang, tadi mempraktikkan bagaimana saat ada gempa, jadi bisa tahu secara langsung tidak hanya penjelasan saja, saya juga merasakan paniknya warga di sana, tapi dengan kegiatan ini jadi tahu apa yang harus dilakukan supaya tidak panik," ucap dia. (adr)

(wd)