Ekonomi & Bisnis

Dampak Kebakaran Pasar Legi, BI Solo Optimis Inflasi Terkendali

Ekonomi & Bisnis

31 Oktober 2018 01:03 WIB

Wakil Ketua TPID, sekaligus Kepala KPw BI Solo, Bandoe Widiarto (tengah).

SOLO, solotrust.com - Terkait kebakaran yang melanda salah satu pasar tradisional, Pasar Legi, dinilai berpengaruh pada kondisi ekonomi kota Solo meski tidak signifikan.

Hal itu diungkap Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo, sekaligus Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Bandoe Widiarto pada media, Selasa (30/10/2018).



Menurutnya, Pasar Legi Solo merupakan pasar induk yang menjadi pusat bahan - bahan kebutuhan pokok. Seperti beras, bawang putih, bawang merah, cabai, telur ayam, daging ayam, minyak goreng, gula, buah - buahan dan lainnya.

Meski begitu, dampak  kebakaran dinilai tidak begitu signifikan terhadap perekonomian. Hal ini dipengaruhi upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta yang cepat tanggap dan sudah memikirkan pola - pola pemulihan.

"Perlu adanya proses pemulihan secara cepat di Pasar Legi, agar ekosistem perdagangan kembali berjalan," katanya.

Pihaknya mengaku sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo. Dalam waktu dekat, Disdag berencana melakukan koordinasi dengan para pedagang besar.

Ia menyebutkan, berdasar keterangan Disdag Solo, akan ada upaya relokasi para pedagang ke Pasar Darurat. Namun, dirinya mengaku lokasi relokasi masih dirahasiakan.

"Semakin cepat ada keputusan recovery pasar darurat, semakin cepat pedagang menjual dagangan. Sepanjang pasokan cukup dan distribusi lancar, harga tetap stabil. Saya kira dampak perekonomian semakin kecil," paparnya.

Menurutnya, selama ini kontribusi sektor perdagangan terbesar kedua untuk pertumbuhan perkonomian Solo Raya yaitu 17 %. Tiga sektor utama lain yaitu Industri Perdagangan 30 %, pertanian 14 %, dan konstruksi 10 %.

Dengan upaya - upaya yang akan dilakukan untuk menangani kebakaran pasar, diyakini angka inflasi di Solo tetap terjaga. Sejauh ini, angka inflasi di Solo 2,68 % (yoy), lebih rendah dari Jawa Tengah 2,79 % dan nasional 2,88 %.

"Kami masih optimis inflasi di kota Solo masih terjaga," ujarnya.

Pihaknya juga optimis dampak kebakaran tak mengganggu pertumbuhan ekonomi kota Solo. Ia yakin pertumbuban perekonomian di Solo masih di atas 5 persen.

Terlebih, pihaknya memastikan program Pengendalian Inflasi 4K tetap berjalan di Solo Raya. Meliputi ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi yang efektif, dan keterjangkauan harga. (Rum)

(wd)