Sragen, solotrust.com - Suasana duka menyelimuti kediaman Wami Windasih seorang TKW yang bekerja di Malaysia. Rumah gebyok milik orang tua Wami, berada di Desa Kandangsapi Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Keluarga dan handai taulan sudah berada di rumah duka untuk menyambut kedatangan jenazah Wami. Belum bisa dipastikan jam berapa jenazah Wami akan tiba di rumah duka, namun diperkirakan jenazah tiba paling cepat Jumat siang. Camat Jenar Suharno sudah datang ke rumah duka untuk ikut mempersiapkan kedatangan jenazah.
"akan segera kita dirikan tenda, liang lahat juga kita siapkan di pemakaman umum desa Kandangsapi ," ujar Suharno , ditemui solotrust.com di rumah duka bersama kades Kandangsapi Pandu.
Rumah sederhana di Desa Kandangsapi Jenar sragen ini mulai semakin ramai didatangi para tetangga, setelah kabar duka muncul dari salah seorang anggota keluarganya. Seperti diberitakan sebelumnya, Wami Windasih gadis berusia 19 tahun yang merantau ke Malaysia sebagai TKW tewas dalam sebuah kecelakaan di pulau penang Malaysia. Wami Windarsih berserta enam rekannnya sesama TKW asal Indonesia dan seorang pekerja warga Malaysia tewas usai bus yang ditumpanginya bertabrakan dengan sesama bus karyawan. Kini jenazah Wami Windarsih sudah diurus dan siap diterbangkan ke kampung halamannya di Kandangsapi, Jenar, Sragen.
Menurut ibunda almarhumah Wami, Suparmi, keberangkatan Wami pada 23 september 2017 memang untuk mengadu nasib guna membantu ekonomi keluarga.
" Dia memang punya niatan untuk membantu keluarga, saya sendiri cuma jualan dan bapaknya sakit," ujar Suparmi dengan sesekali mengusap tangisnya.
Wami Windasih berangkat melalui perusahaan pengerah tenaga kerja PJTKI Sragen Balanta Budi Prima. Sebelum berangkat hingga meninggal dunia akibat kecelakaan, keluarga tidak mempunyai firasat apapun atas musibah yang menimpa Wami Windarsih. " memang ada tetangga yang punya firasat giginya tanggal," kata Suparmi.
Setiap hari selama Wami berada di Malaysia, keluarga juga beraktifitas normal berjualan di pinggir jalan. Suparmi sang ibu berjualan ceto semacam lontong dan Wagiyono sang ayah sering sakit.
Keluarga menyebut dari pihak PT Balanta Budi Prima juga sudah datang dan berjanji untuk membantu pihak keluarga.
"tapi dalam bentuk apa bantuannya, saya belum tahu," tambah Suparmi.
(saf-Wd)
(Redaksi Solotrust)