Pend & Budaya

Mahasiswi Unhas Kehilangan Barang di Bandara Malaysia, Ada Dokumen Penting dan Ijazah

Pend & Budaya

16 Juli 2025 14:48 WIB

Seorang mahasiswi asal Universitas Hasanuddin (Unhas), Mutiara Nur Parindingan (22) yang melakukan study exchange di Nanchang University, Jiangxi, China kehilangan barang pribadinya saat melakukan perjalanan pulang ke Indonesia. (Foto: Instagram/@mutiaraparindingan_)

Solotrust.com – Seorang mahasiswi asal Universitas Hasanuddin (Unhas), Mutiara Nur Parindingan (22) yang melakukan study exchange di Nanchang University, Jiangxi, China kehilangan barang pribadinya saat melakukan perjalanan pulang ke Indonesia. Peristiwa itu terjadi ketika ia transit di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2), Selangor, Malaysia pada 10 Juli 2025.

Pihak dari Indonesian Embassy in Kuala Lumpur juga telah melakukan proses koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dan pihak bandar udara (Bandara). Pihak dari Malaysia Airports juga ikut menyampaikan komitmennya untuk terus mengusut perkara ini.



“Hai, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu Anda dalam perkara ini. Kami akan menghubungi Anda melalui DM (direct message) untuk mendapat pemberitahuan selanjutnya. Terima kasih,” tulis akun Instagram @malaysiaairports, menanggapi postingan Mutiara Nur Parindingan tentang kehilangan kopernya di Kuala Lumpur International Airport 2.

Pada 12 Juli 2025 korban pun telah menghubungi KBRI Kuala Lumpur melalui DM Instagram dan email. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pencarian agar pihak KBRI, KLIA, dan pihak yang bertanggung jawab atas keamanan bandara dapat bekerja sama. Namun, pada saat yang sama pihak KBRI menyatakan hal tersebut bukan otoritas mereka.

Berikut kronologi kejadian hilangnya koper di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2), Selangor, Malaysia, dikutip dari akun Instagram Mutiara Nur Parindingan.

1. Kejadian bermula pada 10 Juli 2025. Mutiara Nur Parindingan transit di Bandara Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2), Selangor, Malaysia bersama tiga temannya setelah melakukan penerbangan dari Shanghai, China.

2. Pada 11 Juli 2025, penerbangan lanjutan dijadwalkan dari KLIA2, Malaysia menuju Bandara Hasanuddin, Makassar, Indonesia pada pukul 14.05 (waktu Malaysia) dan mendapati delay selama dua kali hingga pukul 16.05 (waktu Malaysia).

3. Karena salah estimasi waktu, rombongan baru tiba di konter check-in bagasi W16 pada pukul 15.00 (waktu Malaysia) dan langsung mengantre panjang. Namun, setelah berada di depan konter, pihak maskapai menyatakan check-in telah ditutup.

4. Namun, dua rekan dari Mutiara Nur Parindingan telah berhasil check in dikarenakan masuk dalam antrean dan check in online. Sementara korban tak bisa melakukan check in online dan disarankan untuk membeli tiket baru oleh pihak bandara.

5. Setelah kedua rekannya masuk ke area gate, Mutiara Nur Parindingan lalu mencoba mencari tiket baru yang hanya tersedia di tanggal 12 Juli 2025, berangkat dari Terminal 1. Sementara posisinya masih berada di terminal 2 KLIA sehingga memerlukan waktu untuk menuju terminal 1 KLIA.  

6. Kejadian dimulai dari sini, di mana korban yang harus berpindah terminal langsung bersiap  dengan menyusun barangnya di atas troli, terdiri dari satu koper bagasi berwarna biru (24 inci), satu koper kabil berwarna hitam (20 inci), dan satu backpack berwarna kuning

7. Sebelum membeli tiket baru, Mutiara Nur Parindingan sempat melakukan konfirmasi ke bagian aduan AirAsia terkait tiket yang sebelumnya telah tercetak.

8. Ia lalu meninggalkan barang-barangnya (dua koper dan satu tas) di atas troli di samping konter bagasi check in W16 dan menuju bagian aduan.

9. Setelah menuju ke bagian aduan, Mutiara Nur Parindingan diarahkan menuju konter X16 terletak di seberang W16. Setelah lebih kurang satu jam mengantre, akhirnya pihak AirAsia bersedia mengganti tiket untuk keberangkatan esok hari pada 12 Juli 2025 pukul 07.00 (waktu Malaysia).

10. Namun, setelah mendapatkan perubahan jadwal dan menuju ke lokasi troli, ia mendapati barang-barang miliknya sudah tidak berada di tempat alias hilang.

11. Mutiara Nur Parindingan lalu pergi ke information centre dan diarahkan ke bagian Lost & Found. Ia sampai pada pukul 17.30 (waktu Malaysia) dan pihak terkait langsung menghubungi tim SOS untuk memerika CCTV.

12. Sekira 30 hingga 40 menit mengidentifikasi barang melalui CCTV, pihak terkait menyampaikan barang miliknya telah dibawa dua orang (laki-laki dan perempuan).

13. Mutiara Nur Parindingan diarahkan untuk membuat laporan ke kantor polisi bandara. Awalnya, pihak kepolisian menyatakan ini menjadi tanggung jawab dari Lost & Found, namun mereka tetap bersedia membantu membuatkan police report dan ikut dalam memeriksa CCTV.

14. Dikarenakan tidak menemukan jejak pelaku secara jelas, Mutiara Nur Parindingan pun diminta menuju ke bagian Criminal Police. Di lokasi ini, ia kembali dimintai data diri seperti fotokopi paspor dan foto diri untuk proses identifikasi hingga pukul 22.00 (waktu Malaysia).

15. Hasil pemantauan CCTV, pihak polisi menyatakan posisi terakhir dari barang tersebut berada di lantai dua. Namun, korban sama sekali tidak diperlihatkan rekaman lengkapnya terkait perpindahan barang dari posisi awal hingga di titik terakhir (lantai dua).

16. Mutiara Nur Parindingan kembali ke Lost & Found untuk melaporkan kembali dan menghubungi jika terdapat titik terang dari barang-barangnya. Ia juga diminta untuk membuat laporan ke Information Centre lantai dua (lokasi terakhir koper terlihat) dan Lost & Found milik AirAsia.

Sekadar informasi, di dalam koper dan backpack tersebut terdapat barang pribadi, buah tangan, dan dokumen penting, termasuk ijazah asli dari Nanchang University atas nama Mutiara Nur Parindingan.

“Saya berharap masalah ini tetap dianggap penting oleh pihak bandara @malaysiaairports dan pencarian barang saya tidak dihentikan. Saya juga sangat berharap pihak @indonesiainkualalumpur dapat terus mengawal proses penyelesaiannya. Terima kasih sebesar-besarnya atas setiap doa dan bantuan dari teman-teman semua,” tulis Mutiara Nur Parindingan di akun Instagram @mutiaraparindingan_. (Alan Dwi Arianto)

(and_)