Pend & Budaya

Kema D3 Hiperkes & KK FK UNS Seminarkan Pentingnya K3 Dalam Pembangunan Insfrastruktur Indonesia

Pend & Budaya

27 November 2018 23:04 WIB

Suasana SHEA Conference di Ballroom Solo Paragon Hotel & Residences, Sabtu (24/11/2018).

SOLO, solotrust.com - Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal yang penting. Sehingga Kelompok Mahasiswa (Kema) D3 Hiperkes dan KK Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) rutin menggelar seminar nasional K3 setiap tahun.

Tahun 2018 ini, pihaknya kembali menggelar seminar nasional K3 yang disebut SHEA Conference. Menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten dan diikuti ratusan peserta dari mahasiswa se-Indonesia. Acara telah selesai diadakan pada hari Sabtu (24/11/2018), di Solo Paragon Hotel & Residences.



Ketua Panitia, Mohammad Angrian Sabilillah menerangkan agenda rutin tiap tahun ini sudah digelar sejak tahun 2000-an. Namun pada 2016 diganti nama, dari yang tadinya Seminar Nasional K3 menjadi SHEA Conference.

K3 merupakan program penting yang harus diterapkan oleh perusahaan baik besar maupun kecil. Hal itu sesuai Undang-undang No. 50 Tahun 2012 tentang K3.

"Fokusnya pada pengukuran resiko atau bahaya di tempat kerja. Bagaimana agar masyarakat umum menyadari pentingnya K3. Bahkan yang simpel seperti memakai helm pun sudah termasuk K3," tuturnya pada solotrust.com.

Melalui agenda ini, beberapa perusahaan berbagi tentang pentingnya K3 pada para mahasiswa. Pada 2016, SHEA Conference fokus membahas tentang pertambangan, dan pada 2017 membahas tentang WTO dan GTO.

Sedangkan tahun 2018 ini, fokus pada tema infrastruktur, secara menyeluruh mulai dari transportasi, konstruksi pembangunan dan migas. Dengan tema "Analisa Program K3 Wilayah ASEAN sebagai strategi Peningkatan Performa K3 dalam Meningkatkan Kualitas Pembangunan Infrastruktur di Indonesia".

Bertujuan agar membangun infrastruktur Indonesia lebih baik dengan berkaca penyelenggaraan dari negara-negara ASEAN seperti Singapore, Malaysia dan Thailand yang infrastrukturnya dinilai lebih maju sehingga infrastruktur Indonesia bisa sekelas atau bahkan lebih baik dari mereka.

Sebanyak 350 orang peserta dari Perguruan Tinggi se-Indonesia, seperti dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Sumatra mengikuti seminar ini. Peserta didominasi oleh mahasiswa dari Perguruan Tinggi Universitas Airlangga dan Universitas Diponegoro.

"Harapannya bisa menambah wawasan tentang standar K3 dan bagaimana infrastruktur Indonesia bisa lebih baik," imbuhnya.

Hadir sebagai Moderator Eko Ari Bowo, Kepala Unit K3 dan Kesehatan Lingkungan RSM Lamongan. Pembicara Kunci Satrio Pratomo, Mubadala Petroleum (Profesional HSE).

Pembicara sektor konstruksi yaitu Muhammad Idham, Perwakilan Indonesia untuk OSHNET, ASEAN dan Bimo Prasetyo, General Manager QSHE PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Muhammad Idham memaparkan materi tentang bagaimana perbandingan peran K3 yang paling signifikan di ASEAN dengan Indonesia untuk mengurangi potensi bahaya di konstruksi dan peningkatan pembangunan di wilayah Indonesia.

Bimo Prasetyo mengemukakan materi tentang bagaimana peran K3 di Indonesia untuk upaya mengurangi potensi bahaya di konstruksi dan peningkatan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia menjadi lebih aman dan efisien.

Pembicara Sektor Migas yaitu Wahyu Hidayat, Kepala Seksi Keselamatan Pekerja dan Umum Hilir Minyak, dan Syamsul Arifin, HES Engineer at Integrated Oil Company.

Syamsul Arifin menyampaikan materi bagaimana peran K3 yang dipersiapkan negara Indonesia untuk menunjang rencana perkembangan industri minyak dan gas pada tahun 2015. (rum)

(wd)