SOLO, solotrust.com – Gendhing karawitan akan berkumandang di setiap RW menyeluruh di lima kecamatan di Kota Solo saat memasuki jam wajib belajar bagi pelajar. Solo Wasis (Solo Wancine Siswa Sinau) menjadi program baru yang digalakkan Pemkot Surakarta sebagai gerakan wajib belajar.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menyerahkan sebanyak 15 sirine gerakan wajib jam belajar yang secara simbolis diserahkan kepada lima perwakilan RW dari lima kecamatan di Balai Kota Surakarta, Senin (3/12/2018).
Pria yang akrab disapa Rudy itu mengatakan gerakan wajib jam belajar tersebut menjadi langkah Pemkot untuk mewujudkan anak-anak yang wasis dalam hal pendidikan.
“Orang tua kita imbau untuk aktif mengawasi dan harus memperhatikan anak, jangan sampai jam wajb belajar orang tua malah nonton sinetron,” tegas Rudy saat menyampaikan kepada wartawan.
Selain itu, Rudy juga menyampaikan akan meminta keterlibatan aktif petugas Linmas dan RW setempat untuk berkeliling mengecek memastikan warga untuk mematuhi gerakan ini.
“Nanti dibikinkan cek list untuk mendata pelajar di tiap RW, misal satu rumah ada berapa pelajar, dan itu harus dipastikan, jadi tidak serta-merta kita beri alat peringatan ini terus kita lepas begitu saja, ya tidak jalan-jalan kalau begitu,” tukasnya.
Secara bertahap, sirine akan dipasang di 602 RW menyeluruh di lima kecamatan di Kota Solo. Sirine berupa komposisi gendhing karawitan melalui perangkat musik gamelan bakal menjadi penanda peringatan jam wajib belajar.
Sirine tersebut berbunyi tembang Jawa yang filosofinya selaras dengan semangat belajar anak. Ada dua komposisi musik gamelan yang menjadi tanda masuk dan akhir jam belajar.
“Sirine gerakan wajib jam belajar akan dibunyikan pada 18.30 WIB dan akan berakhir pada pukul 21.00 WIB,” ujarnya.
Penggunaan gendhing karawitan itu sengaja diterapkan karena untuk menyesuaikan karakter budaya masyarakat Solo. Di sisi lain penamaan progam Solo Wasis sekaligus juga sebagai implementasi falsafah pembangunan Kota Solo, yakni 3WMP (wareg, waras, wasis, mapan dan papan).
“Melalui program Solo Wasis diharapkan kualitas para pelajar sekolah dasar hingga SMA semakin meningkat,” harapnya.
Sementara itu, Kapodri Teknik Elektro Akademi Teknik Warga (ATW) Surakarta Pius Sri Winarno selaku rekanan Pemkot dalam memproduksi alat srine ini mengatakan, alat tersebut merupakan hasil dari karya dari para siswa ATW Prodi Elektro. Di samping itu, untuk pemasangan dan penggunaan sirine, warga bakal diberikan sosialisasi terlebih dahulu.
“Alatnya nanti akan tersistem otomatis, jadi tidak perlu ketua RW-nya mengatur harus kapan di on dan off kan, sirine itu akan masuk ke jaringan secara otomatis dan akan diatur kurun waktunya hanya pada hari-hari wajib belajar, misalkan Senin sampai dengan Jumat kemudian dilanjutkan hari Minggu sore baru otomatis bunyi lagi, kalau Sabtu kan besoknya hari Minggu libur,” jelas Pius. (adr)
(way)