Hard News

BMKG Pastikan Tsunami Selat Sunda Dipicu Aktivitas Vulkanik Anak Krakatau

Hard News

24 Desember 2018 13:15 WIB

Bangunan di sekitar pesisir Selat Sunda porak poranda diterjang tsunami. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, solotrust.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa tsunami di Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam dipicu aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (24/12/2018) menyampaikan, tsunami yang terjadi di Selat Sunda dipicu secara tidak langsung oleh erupsi Gunung Anak Krakatau.



Erupsi terdeteksi pada oleh Badan Geologi pada pukul 21.03 WIB. Dari erupsi tersebut yang akhirnya menyebabkan kepundan Gunung Anak Krakatau kolaps.

“Kolapsnya kepundan inilah yang akhirnya menyebabkan longsor bawah laut dan akhirnya menimbulkan tsunami. Jadi tsunami ini ada kaitannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau,” jelas Dwikorita.

Lanjut Dwikorita, pihaknya dengan lembaga terkait seperti LIPI telah menganalisis bersama terkait penyebab tsunami di Selat Sunda. Ia memaparkan, sebelum tsunami terjadi telah tercatat ada tremor yang mengindikasikan gempa vulkanik. Hal itu telah dikonfirmasi Badan Geologi.

Tremor tersebut dianalisis setara dengan guncangan M 3,4. Ia menyebut bahwa episinter gempa tercatat di Gunung Anak Krakatau.

“Jadi ini menguatkan guncangan inilah yang memicu terjadinya kolaps lereng kepundan, dan lereng ini dihitung dari citra satelit luas area kolaps ini 64 hektare dan volume batuan akibat kolaps ini yang kemudian dalam waktu 24 menit menjadi tsunami di pantai,” papar Dwikorita.

Tsunami menerjang pesisir Selat Sunda pada Sabtu malam sekitar pukul 21.27 WIB. Akibat insiden ini, sedikitnya 281 orang dinyatakan tewas, 1.016 luka-luka, dan banyak bangunan di sekitar pantai porak poranda.

(way)