Pend & Budaya

STEI Tazkia Akan Buka Program di Bahrain

Pend & Budaya

9 Januari 2019 05:06 WIB

Penandatangan kerjasama STEI Tazkia, Bogor dengan kampus BIBF, Bahrain.

BOGOR, solotrust.com- Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia menjalin kerjasama dengan Bahrain Institute of Banking and Finance (BIBF), untuk meningkatkan kualitas sumber daya insani (SDI) ekonomi syariah. Program serupa telah dilakukan antara BIBF dengan University of Bangor dan University of London, UK.

Penandatangan kerjasama dilakukan antara Ketua STEI Tazkia, Murniati Mukhlisin dan Direktur BIBF, Ahmed A. Hameed A. Ghani A-Shaikh pada 2 Januari 2018 di Manama, ibu kota Bahrain. Diharapkan, BIBF dan Tazkia dapat menjalankan program bersama di Manama, Bahrain dan Bogor, Indonesia.



Dalam kerjasama itu, mahasiswa yang berkuliah di kampus-kampus tersebut hanya membayar sekitar BD 12,000 selama 3 tahun studi dengan memakai tempat kuliah di BIBF, Bahrain. Hal ini cukup hemat dibanding di Inggris dengan biaya lebih dari tiga kali lipat. Setelah selesai studi, mahasiswa program ini dapat mengikuti wisuda di Inggris dan menerima ijazah dari kampus di Inggris.

BIBF sendiri adalah lembaga di bawah Central Bank of Bahrain yang didirikan 38 tahun yang lalu. Lembaga ini menawarkan 400 lebih jenis sertifikasi dan program pelatihan untuk mahasiswa dan profesional yang fokus di lembaga perbankan dan keuangan. BIBF juga bekerjasama dengan kampus-kampus terkemuka yang menawarkan program S1 dan S2.

Ketua STEI Tazkia, Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc mengatakan, kerjasama dengan Bahrain sebagai negara Gulf Cooperation Council ini sangat strategis di mana keuangan syariah tumbuh pesat.

"Dengan menambah wawasan global dan sertifikasi asal negara Teluk ini, alumni Kampus Tazkia dapat nantinya bersaing di level internasional," ujarnya melalui siaran pers yang diterima solotrust.com, Senin (7/12/2018).

Kebutuhan SDM perbankan dan keuangan syariah masih tumbuh sesuai dengan proyeksi aset keuangan syariah global yang saat ini berjumlah lebih dari 2,4 trilyun dolar AS diharapkan tumbuh menjadi 3,8 trilyun dolar AS pada tahun 2022 mendatang.

Menurut Global Islamic Finance Report (GIFR) 2018, Bahrain sendiri menduduki peringkat sepuluh besar bersama-sama dengan negara teluk lainnya seperti Saudi Arabia, UAE, Qatar dan Kuwait. Dari peringkat ranking yang sama Indonesia menduduki posisi keenam pada tahun 2018 dengan jumlah aset senilai 81,8 juta dolar AS.

First Secretary Economic Section/Head of Chancery KBRI Manama, Hardiyono Kurniawan yang turut menyaksikan penandatangan kerjasama tersebut. Menurutnya, Bahrain adalah salah satu negara yang paling banyak mendukung perkembangan keuangan syariah. (Rum)

(wd)