Hard News

Pemkot Surakarta Bakal Koreksi Desain Penataan Andesit Jensud

Jateng & DIY

19 Januari 2019 09:56 WIB

Wakil Wali Kota Surakarta, Achmad Purnomo. (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com – Pemkot Surakarta bersikap terbuka dengan menampung aspirasi pengunjuk rasa yang mendesak untuk mengubah desain penataan andesit di Tugu Pemandengan Koridor Jendral Sudirman depan Balai Kota yang dianggap menyerupai salib. Pemkot akan melakukan pertimbangan untuk mengoreksi dan menentukan solusi atas desain itu.

Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo saat menemui pengunjuk rasa, Jumat (18/1/2019) siang. Saat itu ia sekaligus mengecek batu andesit yang telah dicat untuk memutus warna merah di selatan Tugu Pemandengan sehingga tidak lagi muncul anggapan menyerupai salib.



“Ini oleh perencana sebelum ada keputusan kesan seperti salibnya dihilangkan dengan dicat, agar tidak lagi menimbulkan persoalan. Dari elemen Muslim membuat surat yang ditujukan kepada Wali Kota Surakarta (FX Hadi Rudyatmo), nanti saya sampaikan Pak Wali, kita akan membahas bersama Rorum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), sekaligus Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memutuskan jalan keluar yang akan diambil, sudah ada beberapa rekomendasi,” jelas Purnomo saat ditemui wartawan di sela peninjauan batu andesit.

Purnomo kembali menekankan, penataan koridor Jendral Sudirman belum sepenuhnya selesai dan diserahkan kepada Pemkot Surakarta sehingga memunculkan multitafsir di kalangan masyarakat. Bahwa sejatinya desain tersebut bukanlah desain salib melainkan delapan arah mata angin yang memiliki nilai filosofis Jawa menggambarkan kaitannya Tugu Pemandengan dengan Keraton Kasunanan Surakarta.

“Sebetulnya Wali Kota tidak punya sedikit pun rencana ini gambar salib itu tidak ada, karena direncanakan oleh perencana, dan ini belum jadi. Dan kalau ini bentuk salib yang marah pertama kali justru Wali Kota karena simbol yang diagung-agungkan diinjak-injak oleh kendaraan-kendaraan, bahkan kotoran kuda justru yang tidak terima itu Wali Kota. Wali Kota tidak percaya ini bentuknya salib,” tukasnya.

Menurut Purnomo, jika memang diartikan bentuk salib sebenarnya solusinya sangat mudah, yakni dengan mengganti warna merah memanjang di sisi selatan tugu dengan warna yang lain sehingga tidak lagi membentuk anggapan menyerupai salib.

“Nanti gambarnya bisa seperti bunga, bisa delapan penjuru mata angin, tergantung sudut pandang, sebenarnya mudah sekali dicari jalan keluarnya,” ujarnya.

Ia berharap kepada seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama menjaga kondusifitas Kota Solo tercinta. Segala sesuatu bisa dicarikan jalan keluarnya melalui musyawarah mufakat. Selain itu, masyarakat diminta untuk mengerti bila proyek ini belum diserahkan kepada Pemkot.

“Saya berharap kepada semuanya mari musyawarah bersama dipikirkan bersama jangan sampai hal seperti ini yang menurut kita jalan keluarnya sangat mudah, malah membuat kita itu berbeda pendapat, bermusuhan, tidak satu dalam kebersamaan dalam menjaga Kota Solo. Nanti kita usulkan kepada Pak Wali dengan usulan beberapa jalan keluar, diharapkan bisa diselesaikan secepatnya dengan petunjuk dengan Ketua MUI dan tokoh masyarakat terhadap persoalan ini,” ucapnya.

Saat disinggung mengenai waktu yang dibutuhkan, Purnomo mengaku belum bisa memutuskan, tergantung dari hasil kesepakatan solusinya.

“Kalau hanya mengubah warna memutus warna merah mungkin sebentar saja dicat rampung sehari, kalau mengganti andesitnya karena proyek ini belum diserahkan mungkin menunggu keputusan lagi karena harus sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku,” tandasnya. (adr)

(way)