SRAGEN, solotrust.com - Hajatan warga Desa Krebet, Kecamatan Masran Sragen, yang telah digelar selama Tiga Pekan berakhir pada Sabtu (4/11/2017) malam. Malam puncak event budaya ini sekaligus dikaitkan dengan peringatan Hari santri dan Hari sumpah Pemuda. Lapangan Desa Krebet menjadi pusat kegiatan yang bertitel “Hangestibumi Maskarebet“ yang berarti melestarikan Bumi Karebet.
Di malam penutupan, Wakil Bupati Sragen Deddy Endriyatno hadir bersama perwakilan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah. Ikut juga hadir dalam kegiatan pamungkas ini Dekan dan dosen dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Sejak awal, ISI Surakarta memang digandeng oleh Pemerintah Desa Krebet untuk berperan serta dalam event budaya berbasis kearifan lokal ini.
Kepala Desa Krebet masaran Sragen, Anggun Mahardika kepada solotrust.com menjelaskan, beberapa misi besar yang diusung oleh warga di Desa krebet adalah, menjadikan Desa Krebet sebagai Desa wisata berbasis Budaya local.
“Ini juga menjadi komitmen kami, seluruh warga mewujudkan brand Desa Krebet Desa Budaya. Dengan budaya, akan menjadikan warga lebih rumaket, guyub rukun, semangat dalam bergotong royong,” tandas Anggun Mahardika, salah seorang Kades muda di Sragen yang moncer dengan kreatifitas seni budayanya.
Beberapa event yang digelar pada Minggu 22 dan 29 Oktober 2017 antara lain, Festival dolanan, Kedung Bulus art Festival, Pasa Barongan serta Aksi Musik Bambu. Sementara di malam penutupan, Sabtu (4/11/2017) secara khusus, Event Hangestibumi Maskarebet menghadirkan etnic fashion show.
Salah satu penampil dari Etnic fashion show kali ini adalah Desainer Jedar Berliana. Dia datang dengan mengusung konsep alam, dengan memadukan batik tulis Masaran dan Lurik Klaten. Jedar Berliana yang berasal dari Sukodono, Sragen ini juga melengkapi asesoris tampilannya dengan tembaga dari Tumang Boyolali. Berliana menampilkan 17 karya desainnya.
“Karya ini saya persembahkan, untuk menselaraskan alam dan manusia. Desain ini juga sesuai dengan gaya anak muda kekinian, sehingga memakai baju batik tidak monoton, karena ini wujud dari kecintaan pada budaya bangsa,” ujar Jedar Berliana saat ditemui solotrust.com seusai acara di Lapangan Krebet Masaran.
Kegiatan budaya seperti yang dilakukan warga Desa Krebet seperti ini, merupakan upaya untuk menghidupkan ekonomi kreatif, seperti yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Dengan ekonomi kreatif ini, maka akan menjadi sumber daya terbarukan serta menambah guyub rukun warga.
(saf-Wd)
(Redaksi Solotrust)