Ekonomi & Bisnis

Pemerintah Harapkan Pahlawan Devisa, Bekraf Gencar Sertifikasi Barista

Ekonomi & Bisnis

22 Maret 2019 03:10 WIB

Sertifikasi Barista.

SOLO, solotrust.com - Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) rutin melakukan sertifikasi kompetensi secara rutin menyasar barista. Tahun ini Bekraf mengadakan sertifikasi kompetensi barista di 16 kota salah satunya di kota Solo, pada Selasa-Rabu, 19-20 Maret di Hotel Salaview.

Barista adalah suatu profesi yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi yang berbasis espresso kepada pelanggan. Kata “barista” berasal dari bahasa Italia yang berarti “pelayan bar”, dan barista adalah posisi yang terhormat.



Ketua  Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia, Edy Panggabean mengatakan, barista adalah profesi fenomenal saat ini dimana kopi sedang menjadi tren. Bahkan Presiden RI juga berulang-ulang berharap suatu hari Indonesia tidak hanya mengekspor kopi tapi juga mengekspor barista.

"Kita berharap hasil atau output dari sertifikasi profesi barista ini adalah terciptanya barista yang kompeten dan mampu menciptakan unit-unit bisnis terkait tentang kopi. Semoga sertifikasi ini memberikan semangat motivasi yang luar biasa dan mampu memenuhi harapan Presiden yang ingin tidak hanya mengekspor kopi tapi juga mengekspor barista," tuturnya pada media.

Menurutnya, sertifikasi kompetensi ini adalah salah satu bukti aksi bela negara. Karena sertifikat ini berlambang burung garuda emas, menandakan salah satu bentuk atau cara mencintai Indonesia. Selain itu, juga sebagai upaya melakukan bela negara karena patuh pada perundang-undangan.

Terlebih  berdasarkan Undang-undang (UU), ia mencontohkan, UU Nomor 10 Tahun 2009 menyatakan seluruh tenaga kerja di sektor pariwisata wajib bersertifikat. Contoh lain adalah UU Nomor 19 tahun 2013 tentang pemberdayaan petani, juga disebutkan bahwa pemerintah daerah atau kota wajib bertanggung jawab terhadap pelatihan sampai masyarakat itu berkompetensi.

"Jadi sudah banyak undang-undang dan peraturan yang menyatakan bahwasanya masyarakat Indonesia itu harus betul-betul punya kompetensi. Bukti kompeten itulah sertifikat kompetensi," imbuhnya.

Hingga saat ini pihaknya sudah melakukan sertifikasi mencakup lebih dari 2000 orang dengan angka kelulusan 1.700 orang. Pihaknya mengaku tidak semuanya lulus kompetensi. Dari pantauannya, di kota-kota besar seperti Solo ini biasanya tingkat kelulusan bisa mencapai 80%. Tapi untuk kota-kota kecil biasanya tidak sampai.

Saat ditanya kendala, ia menjelaskan, bahwa tidak semua masyarakat Indonesia sudah mengenal apa itu kompetensi, sertifikat kompetensi serta manfaat dan kegunaannya. Untuk itulah kegiatan semacam ini sekaligus dalam rangka melakukan sosialisasi dan harmonisasi tentang kompetensi. Padahal sudah dikumandangkan sejak tahun 2005.

Adapun unit kompetensi barista ada 4 yaitu materi bahan baku, materi peralatan dan perlengkapan, materi pelayanan, dan materi penanganan situasi konflik. Materi bahan baku meliputi menyiapkan dan menghidangkan minuman non alkohol. Materi peralatan dan perlengkapan meliputi mengelola bahan baku, mengelola peralatan dan perlengkapan, mengoperasikan peralatan dan mengoperasikan bar.

Materi pelayanan meliputi menangani pelanggan, berkomunikasi secara lisan dalam bahasa Inggris pada tingkat operasional dasar, serta bekerjasama dengan kolega dan pelanggan. Materi penanganan situasi konflik meliputi mengelola area kerja, memutakhirkan pengetahuan tentang produk kopi, menangani situasi konflik, serta mengikuti prosedur Kesehatan, Keselamatan dan keamanan tempat kerja (K3).

Edy optimis sertifikasi ini memberikan nilai tambah pada barista. Apalagi permintaan dari luar negeri cukup banyak, seperti dari Timur Tengah yang sedang mengembangkan ekonomi kreatif. Meski pasar luar negeri mau menampung tenaga kerja dari Indonesia tapi Bekraf mengutamakan pasar lokal karena kedai lokal tumbuh banyak dan butuh barista yang kompeten.

"Kita yakin kalau lokal bagus maka bisa mengeluarkan brand Indonesia satu paket, yaitu kedai, kopi dan barista. Tidak hanya mengekspor kopi tapi juga barista. Ini yang sedang kita rintis. SDM dan pemasaran kopi baik sehingga muncul brand kopi Indonesia," paparnya.

Kata Edy, adanya sertifikasi kompetensi untuk profesi barista ini juga dilakukan sebagai upaya menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sehingga para barista Indonesia mampu bersaing dan tentu harus mampu juga memberikan devisa kepada negara melalui barista-barista yang bekerja di luar negeri.

Terkait sertifikasi di Solo Raya, ia mengungkap animo peserta sangat luar biasa. Barista yang mengikuti sertifikasi di Solo Raya ini mencapai 140 orang yang mendaftar. Biaya sertifikasi digratiskan dan diinisiasi sepenuhnya oleh Bekraf Deputi 5. (Rum)

(wd)