Hard News

Tingkatkan Kunjungan Wisata, Puro Mangkunegaran Gelar Jazz Festival

Jateng & DIY

30 Maret 2019 12:23 WIB

Festival Kain Nusantara, pembuka MJF 2019. (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Mangkunegaran Jazz Festival (MJF) menampilkan kolaborasi antara musik dengan kebudayaan. MJF digelar selama dua hari, Jumat dan Sabtu, 29-30 Maret 3019 di Puro Mangkunegaran.

Gelaran ini dihadirkan mengingat sebelumnya pihak penyelenggara berhasil mengadakan "Road to Mangkunegaran Jazz Festival" pada 24-25 November 2018.



Founder MJF GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo menjelaskan, selain menyajikan musik jazz berkualitas, gelaran ini juga diwarnai budaya tradisional yang mengangkat ragam kain Nusantara serta tarian tradisional. Ini merupakan festival musik jazz pertama yang diselenggarakan oleh kerajaan di Jawa yang menggambarkan akulturasi budaya modern dan tradisional.

"Karena kita berkonsep akulturasi budaya antara budaya modern dan tradisional. Jadi bukan hanya sekadar acara musik tapi acara musik yang menjunjung dan mengeksplorasi kebudayaan Indonesia khususnya budaya di Puro Mangkunegaran," tuturnya kepada awak media, Jumat (29/3/2019).

Sebagai rangkaian MJF diadakan Wastra Fest bertajuk Cerita Kain Tentang Kain pada Jumat (29/3/2019) di Pendopo Puro Mangkunegaran. Festival Kain Nusantara dibagi menjadi dua sesi yaitu pukul 09.30 WIB yang menghadirkan ragam kain dari berbagai penjuru Indonesia seperti Batik Tulis Solo, Lurik Klaten, Songket Jembrana, Baduy, I Bajawa, hingga Sumba Timur.

Kemudian dilanjut fashion show bertajuk Fatamorgana pada pukul 19.00 WIB yang menghadirkan kreasi busana dari Bobby Batik Art dengan tema Dea Marcyntia, Dian Oerip dengan tema Man up on The Hill, Tutin Prasetyo menampilkan karya bertema Kemulyaan, Adeline mengangkat tema A Chapter of Samia Silk by Adeline, Cahaya dari Timur oleh Uzi Fauziah, Debora Nunik dengan tema Selaras. Plus dimeriahkan penampilan musik jazz dari Warisan, So Jazz, dan Pilipe Jazz Community.

Sedangkan puncak acara pada hari ini di Lapangan Kavallerie-Artillerie Pamedan, Puro Mangkunegaran Solo akan menampilkan komunitas jazz, musisi nasional hingga internasional. Meliputi The Frame, Aditya Ong & Alvado Jacob (So Jazz), Bossa Movement Trio (Pilipe), Warisan Brass Pro (Warisan), Jordy Waelaruw & Tommy Pratono, Ardhito Pramono, Eva Celia, Lianne La Havas (Inggris), dan ditutup dengan penampilan D'Masiv (Jazz Project). Juga akan menghadirkan Grup Tari Kinarya Soeryo Soemirat.

Lianne La Havas berasal dari Inggris dipilih untuk memeriahkan MJF sebab sudah menghasilkan dua album yang bertajuk 'ls Your Love Big Enough?' dan 'Blood' dengan hits single 'Unstoppable'. Selain itu, Lianne La Havas akan menghadirkan album baru tahun ini.

Adapun ikon dari MJF 2019 sama seperti sebelumnya yaitu Adipati Karna dengan sentuhan yang lebih modern dan berwarna. Acara yang mengusung tema "Serat Waragasa (Jiwa, Raga, dan Rasa)" ini diperkirakan akan menyedot pengunjung antara 10 ribu sampai 15 ribu orang.

"MJF adalah perayaan musik dan kebudayaan di mana semua masyarakat bisa menikmati tanpa dipungut biaya. Dan semoga dari acara ini kita bisa mengekspos kebudayaan dan pada waktu yang bersamaan bisa meningkatkan pariwisata di Puro Mangkunegaran dan masyarakat Solo," harapnya.

Puro Mangkunegaran atau Praja Mangkunegaran Surakarta didirikan pada 17 Maret 1757 setelah Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) berjuang selama 16 tahun lebih dan ditandatanganinya Perjanjian Salatiga. Pangeran Sambernyawa merupakan raja pertama di Puro Mangkunegaran dengan gelar KGPAA Mangkunagoro I. Puro Mangkunegaran dibangun pada tahun 1874 pada masa pemerintahan KGPAA. Mangkunagoro IV. (Rum)

(way)