Hard News

Forum Antar Etnis Sesalkan Ada Perseteruan Jelang Pemilu

Jateng & DIY

2 April 2019 13:47 WIB

Kegiatan sosialisasi pemilu damai lintas etnis di CFD, Depan Halte Pasar Pon, Solo, Minggu (31/3/2019). (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com - Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara (Perantara) menyesalkan timbulnya perseteruan menjelang Pemilu 2019. Ketua Umum Forum Perantara Surakarta Faizan Alamanda mengatakan, masyarakat saat ini sampai ada yang berseteru hanya karena perbedaan pandangan politik.

"Bahkan antarkeluarga atau tetangga menjadi saling berseteru karena berbeda pilihan calon presiden," katanya kepada solotrust.com, saat menggelar sosialisasi pemilu damai bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surakarta di area Car Free Day, Depan Halte Pasar Pon, Solo, Minggu (31/3/2019).



Kegiatan ini mengusung tema 'Ekspresi Cinta Pemilu Damai bersama Lintas Etnis Nusantara' yang mana ditujukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia di tengah perbedaan pandangan politik.

Dalam kegiatan itu dilakukan aksi bergandengan tangan sebagai simbol persatuan. Selain itu, ditampilkan pertunjukkan seni dari sembilan etnis yang ada di Indonesia yang bertujuan agar masyarakat mengenal kekayaan budaya dan seni Indonesia.

Adapun kesembilan etnis tersebut meliputi Sembilan etnis yang kami ajak pada kegiatan itu antara lain, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Dayak, Lampung, Sumba, Papua, Bengkulu, dan Batak.

"Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam etnis, suku dan budaya. Meski begitu bukanlah menjadi alasan untuk mengotak-ngotakkan kelompok. Kami ingin negara Indonesia ini utuh bersatu sebagaimana dibangun para pendahulu," kata Faizan.

Faizan tidak menampik bila saat ini kondisi Indonesia tengah diambang keretakan antarmasyarakat, terlebih pada saat masa pemilu. Yang mana antarwarga dihadapkan dengan pandangan yang berbeda. Oleh sebab itu, diperlukan aksi-aksi yang menjurus pada ajakan perdamaian dan menjadi alarm bagi masyarakat akan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut dia, salah satu hal yang turut andil banyak dalam mendoktrin individu adalah gencarnya narasi konten negatif di media sosial yang kemudian berpotensi menimbulkan gesekan.

Sementara itu, Divisi Hukum Data Informasi Bawaslu Surakarta Agus Sulistyo menambahkan, warga harus melihat keberagaman etnis dan suku sebagai sebuah keunikan yang kemudian harus dijaga persatuannya. Sama halnya perbedaan pandangan politik yang tak seharusnya memecah-belah bangsa.

"Dalam Pemilu, perbedaan dukungan tak beda halnya dengan perbedaan antaretnis. Sebab yang terpenting adalah bagaimana masyarakat memiliki wadah dan inspirasi untuk menjaga semangat merawat perbedaan," kata Agus. (adr)

(way)