Ekonomi & Bisnis

Generasi Milenial Diharap Jeli Manfaatkan Perkembangan Teknologi untuk Usaha

Ekonomi & Bisnis

04 April 2019 06:31 WIB

Semnas Tantangan Revolusi Industri 4.0 bagi Generasi Milenial. (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Perkembangan teknologi tidak selalu dipandang sebagai tantangan. Bagi generasi milenial, perkembangan teknologi justru harus dipandang sebagai peluang untuk berwirausaha. Sebab perkembangan teknologi informasi dan akses internet saat ini mengubah gaya hidup, proses berbisnis dan ekonomi secara signifikan.

Hal itu diungkap oleh Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional di Hotel Swissbell-in Solo pada Selasa (2/4/2019). Acara digelar atas kerja sama Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, OJK, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AAS, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).



"Perkembangan teknologi saat ini sudah tidak mampu dibendung dan telah merambah ke seluruh sendi perekonomian. Perkembangan teknologi tidak hanya sebatas sektor riil, namun juga menyentuh sektor jasa keuangan," terang Wimboh dalam seminar yang bertema “Tantangan dan Peluang Bisnis Bagi Generasi Milenial Era Revolusi Industri 4.0” tersebut.

Menurutnya, perkembangan teknologi yang merambah sektor riil merupakan hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan akan booming saat ini. Antara lain di sektor transportasi, perusahaan transportasi konvensional menghadapi persaingan dengan transportasi online, yang memberikan kemudahan dan kenyamanan yang lebih baik.

Di sektor ritel, konsumen banyak melakukan pembelian melalui online marketplace tidak hanya di toko fisik dan mal. Pelaku usaha jasa perjalanan/travel bersaing dengan penyedia jasa travel dan ticketing online. Pekerjaan repetitif di pabrik dengan tenaga kerja manusia, kini makin banyak digantikan mesin.

Perkembangan teknologi di sektor jasa keuangan dapat dilihat dari jasa layanan perbankan konvensional yang mulai beralih ke digital banking melalui mobile atau internet banking. Investasi secara online dapat dilakukan melalui ponsel pintar. Perusahaan sekuritas menawarkan produk online trading untuk investasi dan jual beli saham. Investasi di reksadana lebih mudah dengan adanya online marketplace. Bahkan pemerintah menjual Saving Bonds Ritel/ SBR, misalnya seri SBR006 melalui online.

Di sektor asuransi, penjualan jasa layanan asuransi sudah mudah dan jamak dilakukan melalui online marketplace. Beberapa perusahaan asuransi sudah mempermudah proses klaim dengan memanfaatkan teknologi seperti capture and upload. Pinjam-meminjam online yang belakangan ramai dan berkembang pesat juga telah memberikan variasi sumber pembiayaan bagi masyarakat dan mendorong inklusi.

Uang elektronik juga berkembang pesat saat ini. Penyedia jasa uang elektronik swasta seperti GoPay, Ovo, dan Dana, bersaing dengan LinkAja milik BUMN, serta uang elektronik milik bank swasta lain. Ke depan bahkan fiat money yang dikenal saat ini sangat mungkin digantikan oleh Central Bank Digital Currency yang tengah dalam kajian Bank Indonesia.

Kata Wimboh, perkembangan teknologi memiliki beberapa karakteristik antara lain proses bisnis yang lebih akurat, waktu penyampaian informasi menjadi lebih cepat, dan jangkauan bisnis semakin luas dan tak terhalang waktu.

"Hal ini jika dimanfaatkan tentu mendukung pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan pekerjaan baru, mendukung pengentasan kemiskinan, dan meningkatkan financial inclusion serta memperluas akses modal bagi UMKM," paparnya.

Optimisme tersebut bukan tanpa alasan, sebab ia menilai kondisi itu didukung modalitas yang baik. Antara lain sebanyak 45 juta orang di Indonesia terkategori sebagai middle class yang bersifat consuming class; Indonesia akan segera menikmati masa bonus demografi/ demographic dividend; dan total pengguna internet di Indonesia mencapai 150 juta pengguna atau tumbuh 13 persen yoy dengan penetrasi mencapai 56 persen.

Untuk itu, pihaknya melalui seminar semacam ini, ingin menggugah generasi milenial untuk dapat memanfaatkan karakteristik dan modalitas tersebut. Sehingga generasi muda dapat berperan dalam mendorong perekonomian dan mengentaskan kemiskinan.

"Berpikirlah kreatif, cari mana-mana saja aspek bisnis yang menjadi masalah dan yang seharusnya bisa lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien, melalui bantuan teknologi informasi. Dengan demikian generasi muda kita tidak hanya mengurangi pengangguran, namun bahkan juga dapat menciptakan lapangan kerja," tandasnya.

Ia menambahkan, saat ini Indonesia telah memiliki empat unicorn yaitu GoJek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak dengan valuasi di atas USD 1 miliar. Di mana pendiri unicorn-unicorn tersebut adalah anak-anak muda yang kreatif.

Tidak tertutup kemungkinan akan muncul unicorn-unicorn bahkan decacorn selanjutnya di Indonesia beberapa tahun dari sekarang berkat pemikiran kreatif para generasi milenial.

"Kita semua tentu akan sangat bangga jika hal tersebut dapat terwujud. Dan percayalah itu bukan sesuatu yang impossible. Mari runtuhkan mental block 'impossible' dan mengubahnya menjadi 'I am possible'! Di tangan generasi muda, di tangan saudara-saudara sekalian inilah, masa depan Indonesia berada," tegasnya.

Wimboh menambahkan, pemerintah telah mencanangkan gerakan nasional 1.000 start-up digital yang tentu membutuhkan pemikiran kritis dan invoatif dari para generasi muda termasuk para mahasiswa.

"Generasi muda, generasi millennial, termasuk mahasiswa diharapkan dapat mendorong inovasi, meningkatkan kreativitas, dan mendorong pertumbuhan start-up di Indonesia yang bermanfaat serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan," jelasnya. (Rum)

(way)