Hard News

Forsil #01 Solo Raya Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa di Kampanye Jokowi

Jateng & DIY

9 April 2019 20:41 WIB

Bendera raksasa dalam Kampanye Rapat Umum Solo Bersatu di Stadion Sriwedari, Laweyan, Solo, Selasa (9/4/2019)

SOLO, solotrust.com - Bendera Merah Putih raksasa tampak terbentang di tengah lautan massa pendukung pro Jokowi yang memadati Stadion Sriwedari, Solo, Selasa (9/4/2019).

Bendera itu sengaja dihadirkan Forum Silaturahmi (Forsil) #01 Solo Raya untuk memeriahkan Kampanye Rapat Umum Solo Bersatu yang dihadiri langsung Capres Joko Widodo. Penasihat dari Forsil #01 Solo Raya adalah adik kandung Iriana Jokowi, Anjas Aria Widjanarko.



Sebelum masuk ke dalam stadion, bendera raksasa berukuran 12 x 30 meter persegi tersebut diarak di Jalan Slamet Riyadi dengan berjalan kaki dari Purwosari menuju Sriwedari.

Aksi itu pun mendapat perhatian warga yang melihat dari city walk Slamet Riyadi. Tak jarang aksi mereka didokumentasikan karena dianggap kampanye yang menarik. Apalagi saat bendera itu digerak-gerakkan laksana ombak.

"Ya memang kami ingin menarik simpatik dan perhatian masyarakat, maka kami lakukan pawai yang unik, kami tidak ingin memberikan kesan bahwa kampanye itu menggangu ketertiban umum, kampanye bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan rasa nasionalisme seperti ini," kata Ketua Forsil #01 Solo Raya, Wahyudi Christianto saat dijumpai solotrust.com di lokasi acara.

Aksi sukarelawan Forsil #01 tak berhenti pada pembentangan bendera raksasa itu saja. Berbekal kantong sampah plastik, mereka melakukan aksi bersih sampah di Stadion Sriwedari, untuk membebaskan stadion dari sampah yang berserakan setelah dihadiri puluhan ribu massa kampanye.

Selain bendera raksasa, ada pula yang mengecat tubuhnya dengan warna yang menajdi trade mark Jokowi - Ma'ruf Amin. Adapula yang berdandan seperti pocong, lengkap dengan peti mati bertuliskan "kubur hoaks" yang mendapat perhatian langsung dari capres petahana.

Akan tetapi, kemeriahan kampanye Jokowi masih ternoda dengan perilaku sejumlah simpatisan yang melakukan pawai atau konvoi tidak taat aturan, seperti tidak menggunakan helm dan menggeber-geber sepeda motor yang dipasangi knalpot bising di jalanan yang mengganggu kenyamanan warga lainnya.

Padahal sudah jelas ada larangan dari kepolisian. Adapula yang berkampanye duduk di atap mobil dan menggunakan mobil bak terbuka. (adr)

(way)