SOLO, solotrust.com - Para relawan paslon nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin meyakini paslon yang diusungnya mengungguli paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Meski begitu, para relawan berkomitmen akan menjaga situasi kondusif sambil menunggu hasil hitung riil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mei nanti.
Ketua Jokowi Centre Ari Duta mengatakan, tidak perlu memakai teori apapun, secara kasat mata kemenangan ada di pihak Jokowi-Amin apalagi di Jawa Tengah. Sehingga ia menyampaikan dua hal penting pada para relawan 01 di Solo Raya yaitu tidak memancing konflik dan bersikap gentlemen dengan tidak mengejek lawan .
"Sementara belum ada keputusan real count dari KPU, jangan sekali-sekali kita melakukan upaya mengklaim tentang kemenangan. Secara kasat mata kita menang, jadi tidak perlu membuat ungkapan sehingga memancing lawan. Jadi sabar, kita menunggu dari KPU keputusan yang legal atau resmi bahwa Jokowi dinyatakan menang dan akan dilantik sebagai presiden 2019-2024," tuturnya saat silaturahim relawan Solo Kompak di Hotel Sahid Jaya Surakarta, Kamis (18/4/2019).
Pihaknya berpesan pada seluruh relawan untuk mengurangi pernyataan atau status di media sosial maupun media massa yang berisikan semacam ejekan. Menurutnya, bila meyakini bahwa Jokowi menang, tidak ada gunanya mengejek kekalahan paslon 02 dan para pendukungnya.
"Kekalahan adalah sebuah hal menyakitkan bagi mereka jadi jangan ditambah-tambahi. Jangan menambahi hal-hal dengan statement, akun-akun, status-status yang membuat mereka semakin tersakiti. Sehingga kita menjadi pemenang yang gentlemen dan profesional. Karena ini kerja kita bersama," tegasnya.
Meski meyakini secara kasat mata ada kemenangan di kubu 01, tapi untuk menghindari kesalahpahaman, maka pihaknya meminta para relawan untuk menahan diri dari mengungkapkan kemenangan secara euforia. Apalagi dalam Pemilu 2019 ini tingkat partisipasi 80 persen yang menandakan situasi panas.
Baca juga : Partisipasi Pemilih dalam Pemilu 2019 Disebut Lampaui 80%
"Kita akan menghindari konflik secara internal maupun eksternal untuk menjaga stabilitas situasi. Akhirnya ketika kemenangan di pihak 01 nanti sudah resmi, kami tetap akan merangkul, bersama-sama relawan berusaha mengajak 02 untuk membangun negeri," paparnya.
Ketua Revolusi Mental Indonesia Julius Joko Saptono menambahkan, pihaknya meyakini bahwa hasil quick count atau hitung cepat tidak akan jauh berbeda dari real count atau hitung riil dari KPU nantinya. Sebab sistem hitung cepat sudah digunakan sejak tahun 2004 dan selama ini selisih sekian persen tidak banyak.
"Sesuai imbauan Pak Jokowi, kita menunggu hasil resmi. Kalau dari kami 01 tetap yakin. Kita tidak euforia terlalu berlebihan untuk menjaga situasi. Bagi kami setiap kontestasi ada menang kalah, tetap ada mekanisme Undang-undang. Makanya kita mengajak kubu 02 tetap tenang, meunggu hasil rekapitulasi dari KPU 35 hari kemudian," terangnya yang juga termasuk anggota Relawan Solo Kompak ini.
Pihaknya mengaku akan terus berkomunikasi dengan para pendukung paslon 02. Tujuannya untuk menjaga area Solo Raya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pihaknya ingin mendukung KPU dengan mengajak pendukung Prabowo-Sandi sama-sama menunggu sampai penghitungan suara selesai.
"Tidak perlu saling menyakiti dengan upload status yang memanas-manasi. Kita ingin menjaga situasi tetap kondusif apalagi 35 hari itu panjang. Jadi kalau ada gesekan berbahaya. Gerakan ini mendorong kondusivitas Solo dan Indonesia pada umumnya," tegasnya.
Adapun pertemuan relawan Solo Kompak tersebut dihadiri sejumlah 38 organisasi. Mereka mengaku bergerak langsung di akar rumput sudah sekitar 1 tahun lebih untuk mempersiapkan Pilpres 2019 dengan gerakan-gerakan yang langsung pada masyarakat. Pihaknya optimistis situasi dan kondisi dapat terjaga kondusif selama menunggu hasil hitung riil KPU bila pucuk pimpinan turut menenangkan masyarakat akar rumput. (Rum)
(way)