SOLO, solotrust.com - Fakultas pertanian Universitas Tunas Pembangunan (FP-UTP) Surakarta memberikan penyuluhan pengemasan produk sayur agar tahan lama.
Kegiatan tersebut berlangsung di desa Banjarsari, Tawangmangu, Karanganyar (22/4/2019). Desa tersebut dipilih karena merupakan daerah penghasil sayur yang baik dengan hasil panen yang melimpah dan permintaan pasar hingga keluar daerah mampu menjadi kekuatan ekonomi masyarakatnya.
Melihat hal tersebut, dua dosen FP UTP Ratih Dwi Kartikasari dan Agung Prasetyo dengan bekal ilmunya dalam bidang bisnis pasca panen, memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK setempat agar produk yang dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi dan tahan lama tanpa bahan pengawet.
"Kunci dari menaikkan nilai ekonomis suatu produk selain kualitas produk itu sendiri adalah dalam pengemasannya," kata Ratih saat ditemui solotrust.com di Kampus UTP, Balekambang, Manahan, Solo, Jumat (26/4/2019)
Menurut Ratih pengemasan yang baik, menarik dan tepat mampu menjadikan produk tahan lama dan memiliki nilai jual yang lebih baik.
"Tata cara menyimpan sayur yang benar juga bisa menjadika awet hingga 2-3 minggu bahkan sampai 1 bulan. Alat bahan yang digunakan adalah styrofoam, kertas alas, sayuran, serta plastic wrap," papar dia
Sementara itu, Agung Prasetyo juga memperkenalkan alat sealer untuk meningkatkan proses pengemasan produk.
”Selama ini ibu-ibu hanya menggunakan streples dalam pengemasan, cara itu dinilai kurang memiliki nilai jual dan memiliki resiko tertelan karena tercampur dengan produk," terang dia.
FP UTP kemudian memberi penawaran untuk peningkatan pemasaran produk UMKM khususnya produk yang dihasilkan di daerah Banjarsari dengan adanya pembentukan kelompok usaha bersama sehingga memiliki kekuatan ekonomi lebih besar dan memiliki daya tawar yang lebih kuat dalam hal pemasaran.
Sementara itu, Koordinator Lingkungan Desa Banjarsari, Djumadi dihubungi secara terpisah menuturkan, mula-mula masyarakat hanya menjual sayur hasil pertanian dari petani ke konsumen di pasar terdekat. Dengan produk unggulan selain sayur, seperti keripik pare dan keripik bayam.
"Kalaupun dijual keluar wilayah Karanganyar, produk hasil pertanian tidak bisa bertahan lama karena belum melalui pengemasan yang baik, sehingga ilmu yang dibagikan FP UTP sangat bermanfaat dan kami berani memasarkan di luar Karanganyar," tutur Djumadi. (adr)
(wd)